Monday 29 February 2016

[Event] Mengapa Sarapan itu Penting?

Sarapan itu penting tidak untuk tubuh dan otak anak-anak yang akan berangkat sekolah? Sarapan itu harus bagaimana ya? Sarapan itu fungsinya untuk apa sich? kenapa Faiz diminta umi untuk sarapan terus setiap pagi? kan Faiz belum sekolah.

Sarapan itu adalah menyantap makanan yang bernutrisi untuk menggantikan glukosa yang sudah habis. Glukosa tersebut telah dipakai tubuh kita saat malam hari. Jadi, agar hari-hari kita bisa semangat, harus sarapan. Glukosa ini adalah gula, gula banyak terkandung pada karbohidrat.

Jadi, untuk sarapan diperlukan bahan makanan yang mengandung karbohidrat, protein dan vitamin. Contohnya nich, sarapan roti gandum, diberi selai kacang dan satu buah apel. Roti karbohidratnya, proteinnya dari kacang-kacangan dan apel sebagai sumber serat dan vitamin.

Itu tadi contoh sarapan praktis. Bagaimana jika menggunakan nasi? ditambahkan tempe goreng, tumis buncis, sudah sehat. Nah, sarapan tersebut dilengkapi dengan segelas susu. Susu tersebut fungsinya untuk mengurai karbo, protein dan vitamin tadi.





Sarapannya sederhana tapi bernutrisi. Mudah kok sebetulnya. Umiku sudah mencoba membuat sarapan praktis dan sehat dan ditulis di blognya loh. Kalau umiku sedang rajin, sarapannya bukan sarapan praktis dan sehat saja. Tapi sarapannya sarapan lengkap sekalian untuk makan siang nantinya.

Thursday 25 February 2016

Begini Cara Mengenakan Pakaian Kepada Si Balita yang Aktif

Hai, sudah mandi semuanya? pastinya ya, karena umi mencium aroma wangi segar pada badan kalian. Fresh dari pewangi pakaian yang digunakan umi. Pakaiannya juga sudah dipakaian dengan benar, meskipun butuh tenaga yang ekstra untuk mengenakan pada kalian.

Rata-rata memang anak di bawah usia dua tahun itu susah sekali ketika dikenakan pakaian. Ada saja polah dan tingkahnya. Ada yang mengajak kejar mengejar, ada yang sembunyi, ada yang naik ke atas kursi dan kemudian melompat membawa pakaian tersebut. Terakhir nich, ada yang mengambil pakaian kemudian membawanya lari dan guling-guling di kasur.

Sunday 21 February 2016

Persiapan Faiz dan Teman-teman Beraktivitas Bersama Morinaga Chil-Go

Anak-anak senang sekali bermain bersama teman-temannya. Faiz masih berusia enam tahun lebih empat bulan. Faiz senang sekali bermain bersama teman-temannya. Bermain bersama teman-temannya bisa dilakukan di dalam rumah atau di luar rumah. Biasanya bermain di dalam rumah dilakukan ketika mereka sedang bermain smartphone mereka, bermain mobil-mobilan atau bermain dinosaurus Faiz. Jika bermain bola dan bermain sepeda, mereka lakukan di luar rumah.

Kebetulan sekali nich, Faiz senang dan suka sekali minum susu cair pertumbuhan. Tentunya jika harus menyiapkan dengan segelas air, susu bubuk dan diaduk itu repot sekali ya?. Faiz anaknya aktif sekali dan ketika sedang bermain bersama teman-temannya, Faiz kadang ingin minum susu. Sekarang Faiz tidak perlu lagi minta tolong kepada saya karena ada Morinaga Chil-Go, susu pertumbuhan dalam kemasan botol.


Saturday 20 February 2016

Tips Memilih Jaket Wanita yang Sesuai dengan Bentuk Tubuh


Saat ini banyak sekali toko jaket wanita online yang murah beredar di internet. Tibalah saatnya untuk menentukan jaket yang akan saya pilih dan ternyata itu tidak semudah yang dibayangkan. Karena jika saya salah dalam memilih model jaket yang sesuai dengan postur tubuh saya maka akan terlihat aneh. Tetapi hal ini sangat sering terjadi karena kadang saya terlalu mengabaikan penampilan. Akhirnya saya memakai jaket yang sangat tidak sesuai dengan lekukan tubuhnya.



Awalnya, saya ingin sekali memadukan penampilan agar sama dengan anak perempuan saya. Lucu ya, di mana-mana anak yang ingin terlihat sama seperti ibunya, tapi saya mah aneh. Karena melihat penampilan anak perempuan saya yang memakai jaket itu cute sekali. Tapi ternyata saya sedikit bingung ketika akan membeli jaket untuk dikenakan sendiri. 

Hobby Bersepeda Membuat Faiz Sehat dan Berani

Faiz memiliki hobby bersepeda roda dua. Sejak Faiz berusia tiga tahun, sudah dibelikan sepeda roda empat oleh neneknya. Sepedanya berwarna merah, sesuai dengan warna kesukaan Faiz dan warna yang selalu ummi pilihkan untuknya. Mulai dai sepeda roda empat itulah, Faiz berlatih mengayuh pedal sepeda, menggerakkan setang sepeda untuk berbelok ke kiri dan ke kanan. Hingga akhirnya, roda dua di bagian belakang sepeda dilepas. Faiz berlatih menggunakan sepeda roda dua berwarna biru. Sepeda yang dibeli oleh abi di Pasar Rumput.


Setiap hari Faiz selalu bersepeda. Meski hujanpun, Faiz mencuri waktu untuk bersepeda, meskipun di dalam garasi rumah. Kemahirannya bersepeda roda dua, sudah mulai bertambah. Faiz sudah dapat memegang setang dengan satu tangan. Saat ini, Faiz sedang berlatih untuk lepas tangan, tidak memegang setang ketika mengendarai sepeda. Kadang memang jatuh, kadang menubruk pagar, menabrak temannya bahkan menjatuhi genangan air yang kotor.



Dengan hobbynya bersepeda, Faiz memiliki banyak sekali kesempatan. Bertemu dengan banyak teman-teman, berkenalan dengan teman-teman yang lebih besar usianya. Bersosialisasi dengan anak-anak seusianya di kompleks dan menumbuhkan keberanian serta keterampilannya. Tidak jarang rantai sepeda akan terlepas, karena kadang Faiz bersepeda dengan kencang. Tangan mungilnya trampil untuk membetulkan rantai sepeda yang terlepas. Bahkan ketika roda sepeda kekurangan angin, Faiz akan mengambil pompa ban sepeda untuk diberi angin.


Badan Faiz lumayan tinggi, sepeda abinya sudah mampu untuk dikendarai. Meski berkali-kali jatuh dan seluruh tubuhnya kotor. Tapi Faiz terus mencoba dan mencoba, hingga akhirnya Faiz dapat mengendarai sepeda abi yang berwarna merah. Kondisi tubuh Faiz juga kuat, kadang dia harus mengangkat sepeda-sepedanya untuk dicuci sendiri. Apalagi setelah bersepeda, perut lapar, makan Faiz jadi banyak. Kepala, tangan, perut, kaki dan semua anggota tubuh Faiz bergerak semua ketika bersepeda. Yup, ketika ummi mencoba untuk bersepeda bersama Faiz keliling komplek selama lima belas menit saja, keringat mengucur deras di tubuh. Badan rasanya lebih ringan, nafas menjadi teratur, pikiran juga menjadi tenang. Bersepeda salah satu olah raga yang ringan, santai tapi penting, lho.

Hobby bersepeda tidak hanya membuat Faiz sehat dan berani. Abi dan ummi juga ikut mencicipi betapa menggerakkan badan itu perlu. Olah raga ringan, santai dan murah ini cukup dilakukan minimal setengah jam, membuat lemak di badan terbakar. Semoga Faiz dan abi rutin ya, bersepeda setiap pagi, keliling kompleks. Kalau ummi, biasanya sore hari di sekitar kompleks. Kalau teman-teman semua, olah raganya apa? tetap berolah raga ya, meskipun hanya beberapa menit saja. [2016:02]


Monday 15 February 2016

Mengajak Anak untuk Mencintai dan Merawat Tanaman

Sebulan yang lalu, Faiz dan Fira berlibur di rumah uti dan akung di Cilacap. Di rumah uti dan akung, ada banyak sekali jenis tanaman hias yang tumbuh dengan subur. Tanaman hias dan bunga-bunga tersebut dirawat dengan baik, sehingga dapat tumbuh dengan subur dan sedap dipandang mata.  

Uti dan akung, sama-sama menyukai tanaman. Suatu ketika, akung pernah "mendeder" bibit tanaman hias. Jumlahnya banyak sekali, sampai abi membawanya ke Tangerang. Uti bertugas untuk menempatkan pot-pot berisi tanaman hias tersebut di halaman rumah. Mereka berdua bergantian untuk menyiram tanaman hias tersebut.

Liburan kemarin, giliran Faiz dan Fira yang membantu uti untuk menyiram tanaman hias. Tanaman hias tersebut ada di halaman depan, ada di halaman belakang dan ada juga yang diletakkan di dalam rumah. Tentunya ketika akan menyiram, ada hal-hal yang harus diperhatikan. Uti mengajari Faiz saat menyiram tanaman hias yang berdaun lebat dan cantik-cantik.

Sunday 14 February 2016

Simple OOTD Serba Merah untuk Zhafira

Hai, apa kabar semua? Hay Fira? anak ummi yang sekarang sedang menunjukan banyak sekali kepintarannya. Anak perempuan ummi yang selalu susah ketika dipakaikan baju, harus beradu kejar mengejar dan tetap saja susah untuk ditangkap. Ummi ingin menceritakan OOTD atau bahasa yang paling mudah diterima pakaian yang dikenakan pada hari ini [Outfit Of The Day]. Kali ini, ummi ingin menceritakan simple OOTD dan alasannya, mengapa menurut ummi, OOTD Fira adalah simple.

Beberapa minggu yang lalu, Fira kan diajak ummi, untuk mengikuti Sun Life Edu Fair 2016 di Jakarta. Ummi ditugaskan untuk meliput acara tersebut dan membawa anak-anak, berarti ummi harus memilihkan baju yang praktis dan nyaman, serta simple untuk Fira. Oleh karena itu, ummi memilihkan Simple OOTD Serba Merah seperti di bawah ini.

Baca Juga : Serunya Faiz dan Fira di Sun Life Edu Fair 2016


Saturday 13 February 2016

Persiapan Tes Masuk Sekolah Dasar

Dua tahun lalu, ummi mencari artikel mengenai seluk beluk tes masuk sekolah. Dua tahun lalu, Faiz akan lulus TK B, di mana pihak TK memberikan penjelasan, bahwa kemampuan akademis Faiz cukup untuk masuk SD. Hunting sekolah dasar di sekitar tempat tinggal pun di mulai. Artikel di google yang ummi temukan, juga cukup menjawab pertanyaan klise, soal tesnya bagaimana?

Sekolah pertama, pihak sekolah merasa ragu, karena usia Faiz waktu itu baru 5,8 bulan. Pihak sekolah meminta Faiz untuk mengikuti tes masuk pada hari yang ditentukan. 
Dua hari sebelum tes, ummi menyiapkan soal-soal membaca, menghitung dan menulis. Soal-soal tersebut, ummi ambil dari artikel di google dan sebagian dari buku-buku mewarnai, di mana ada latihan menulis dan berhitung.
Faiz lulus dan hari pertama masuk sekolah, Faiz sudah menangis mencari ummi. Hari kedua, hari ketiga, seminggu, dua minggu Faiz masih bersemangat ke sekolah, namun meminta agar ummi, masih menunggu di depan pintu kelas. Mencoba masuk ke sekolah yang ada temannya, gagal juga dan kesepakatan bersama, Faiz ditarik dari sekolah.


DIY Jam Dinding untuk Belajar Angka dan Waktu

DIY [Do It Yourself] ini sudah lama mi membuatnya. Sejak lama, ummi memang ingin sekali membuatkan jam dinding dari kertas dan membuat angka-angkanya dari kertas warna-warni. DIY  jam dinding sebagai media untuk belajar angka dan waktu. Meskipun Faiz sudah mengenal angka, tidak ada salahnya kembali mengulang dan sekalian belajar waktu dengan lebih baik lagi.

DIY Jam Dinding



Thursday 11 February 2016

Anak Laki-Laki Identik dengan Warna Merah

Hallo, apa kabar Faiz dan Fira? semuanya sehat kan ya? sekarang pakai baju warna apa? Faiz warna merah ya? apa warna orange? kalau Fira? kalau Fira? pakai baju warna apa? warna ungu ya? atau warna pink?. Heheee, ummi selalu memperhatikan, kalian pakai pakaian warna apa saja, apalagi kalau sedang pergi ke luar rumah.

Dominasi Warna Merah, Sebagai Pilihan Pakaian untuk Faiz


Faiz bayi hingga balita, ummi selalu memilihkan warna baju berwarna merah. Kalau dibolehkan membeli lebih dari satu, ummi belinya warna merah, kuning dan biru. Atau jika tidak ada warna merah, dan ummi sedang ingin beli pakaian untuk Faiz, ummi pilihkan warna orange atau hijau.

Warna merah sangat mendominasi lemari pakaian Faiz, selanjutnya semua barang-barang Faiz, rata-rata berwarna merah. Sampai suatu ketika, neneknya ingin membelikan pakaian, harus menanyakan terlebih dahulu, untuk memastikan, Faiz sukanya warna merah ya, Mi?. Hehee, sebetulnya bukan Faiz, tapi umminya yang lebih menyukai kalau Faiz memakai pakaian warna merah.


Sunday 7 February 2016

Melatih Keberanian pada Anak dengan Bermain Sepeda

Faiz kecil adalah anak yang tidak pernah lepas dari saya, ibunya. Jika main saya selalu ada mendampingi dan mengawasinya. Saya juga sepertinya tidak melepaskan seratus persen ketika Faiz berada di luar rumah. Ketakutan akan ini dan itu, menyebabkan saya selalu berada di dekat Faiz kecil. Bahkan ketika mulai tumbuh lebih besar pada usia empat tahun, Faiz menjadi pribadi yang tidak pernah melawan.

Faiz tidak melawan ketika disakiti oleh teman-temannya. Ketika ada yang memukul tubuhnya hingga jatuh, Faiz diam saja. Ketika ada yang menusuk badannya dengan sebuah mainan, Faiz tetap stay cool. Ketika ada yang melemparnya dengan batu Faiz hanya tersenyum dan saya yang menjadi panas kepala. Saya menjadi gemes dan malah meminta kepada Faiz untuk membalas, tapi kata abinya Faiz tidak mungkin membalas, dia anak yang lembut dan baik hatinya.

Akhirnya saya pelan-pelan mengubah dan  berkata kepada diri saya sendiri, Faiz sudah besar, saatnya diberikan sebuah kesempatan untuk mandiri. Faiz butuh kesempatan untuk diberikan kesempatan untuk sendiri agar muncul keberaniannya. Keberanian untuk berkumpul besama teman-temannya, keberanian untuk menyatakan pendapat di tengah-tengah kumpulan teman-temannya tanpa ada saya, yang biasanya menjadi tempat berlindung.

Setelah bermain dengan teman-temannya, Faiz akan menceritakan bahwa dia baru saja melakukan ini dan itu. Faiz juga menceritakan bahwa tadi jatuh, tapi tidak menangis, Faiz juga menceritakan teman-temannya, yang ini dan yang itu. Faiz juga memiliki keinginan untuk membeli sepeda seperti kakak ini, karena sepedanya keren, sepeda bisa jumping atau sepedanya seperti motor.

Bersepeda saat ini sedang menjadi tren permainan anak-anak kompleks. Faiz dan teman-temannya bersepeda pada sore hari atau malah seharian pada hari libur. Tidak hanya anak laki-laki saja, namun ada anak perempuan juga yang ikut dalam romobongan bermain sepeda. Dengan bermain sepeda, saya melihat ada banyak sekali keberanian yang muncul pada diri Faiz.

Keberanian untuk Melepaskan diri Orang Tua


Masih ingat ketika Faiz berusia empat tahun. Faiz tidak mau saya masuk ke rumah ketika Faiz berada di luar rumah. Faiz ingin ditemani meskipun banyak teman-temannya yang sendirian, tidak bersama orang tuanya atau pengasuhnya. Saya atau pengasuhnya harus berada di depan rumah, meskipun dia bermaina ke mana saja, yang penting Faiz melihat ada orang yang dia tahu, mengawasinya.



Mungkin hal itu disebabkan karena Faiz belum memiliki perlindungan diri yang kuat. Saya berusaha pelan-pelan untuk mundur, mundur dan memberikan kesempatan untuk Faiz mencoba berani di luar rumah sendiri. Lama kelamaan, saya di luar rumah dicuekin, diminta masuk, lama-lama malah dia mencuri-curi kesempatan untuk berada di luar rumah sendirian. Mengeluarkan sepeda dan berbaur bersama teman-temannya.

Keberanian untuk Bersosialisasi dengan Teman-temannya


Tidak hanya teman-temannya yang masih sepantaran yang bermain sepeda di sekitar rumah Faiz. Ada kakak-kakak yang sudah besar, seusia SMP yang juga bermain sepeda. Hal tersebut menjadi tempat untuk Faiz berani dan berlatih untuk bersosialisasi. Dengan teman-teman sepantarannya, Faiz juga berlatih untuk bersosialisasi, bagaimana dia berkomunikasi dengan teman-temannya, bagaimana dia mengajak temannya bermain sepeda bersamanya.

bermain sepeda


Saya masih ingat ketika abinya bercerita, bahwa Faiz mengatakan kepada teman perempuannya apakah perlu bantuannya mendampingi berlatih naik sepeda?. Sayang saya tidak menyaksikan sendiri, kata abinya, Faiz mengatakan kepada teman perempuannya itu agar berani berlatih sepeda roda dua. Faiz menuntun dan mendampingi anak perempuan tersebut mencoba berlatih naik sepeda roda dua.

Keberanian untuk Mengemukakan Pendapat


Interaksi yang terjadi ketika sedang bermain sepeda, tidak hanya bercerita tentang sepeda dan lain sebagainya. Faiz dan teman-temannya bertukar cerita ketika sedang bermain sepeda. Ada yang bercerita tentang sekolahnya, tentang mimpi-mimpi mereka, tentang liburan mereka, tentang apapun khas anak-anak mereka ceritakan.

Saya mendenarkan celoteh Faiz dan teman-temannya, berusaha mendengarkan pembicaraan mereka dari dalam rumah, ketika mereka berhenti di depan rumah. Ternyata Faiz sudah lebih aktif untuk mengemukakan pendapatnya di tengah kumpulan teman-temannya. Faiz berani untuk bercerita di tengah teman-temannya, di mana usia Faiz berada di bawahnya. Meskipun kadang muncul sifat kekanankan Faiz, yaitu akan ngambek, jika ada kata-kata temannya, yang dirasa menyakitkan. 

Saya berusaha untuk menenangkan Faiz jika sedang merasa sedih, jika teman-temannya tidak sependapat tidak mengapa, karena tidak ada pemaksaan untuk sependapat. Jika teman-temannya tidak percaya harga sepeda Faiz, itu bukan salah mereka, karena mereka bukan yang membeli. Faiz pernah berselisih dan berdebat kata dengan mereka, hanya gara-gara masalah harga sepeda abi. Dalam hati, saya juga geli mendengarnya, tapi ya...kadang saya sedang mengobrol bersama teman-teman sendiri, juga ada kalanya, meragukan kan? apalagi ini anak-anak. Setelah itupun, mereka bermain seperti biasanya.

Keberanian untuk Meminta Peran


Faiz sering melihat teman-temannya membantu orang tuanya untuk membelikan sesuatu di warung atau toko di dalam kompleks. Suatu hari, Faiz berkata kepada saya untuk membeli sandal sendiri di toko di dekat pasar yang ada di dalam kompleks. Awalnya, saya tidak mengijinkan, tapi Faiz memastikan kepada saya, bahwa dia akan berhati-hati dan tetap di pinggir jalan.

Faiz juga pernah membeli nasi uduk di pasar dengan bersepeda bersama temannya. Faiz mengatakan bahwa dia sudah besar dan sudah bisa membeli makanan sendiri, iya tapi akhir-akhir ini abinya tidak memperbolehkan Faiz ke pasar sendiri. Alasannya, kendaaran roda empat dan roda dua, kadang kencang-kencang meskipun di dalam kompleks.

Jadi, peran-peran yang dapat diambil Faiz saat ini, memesan air galon, gas atau membeli mie ayam di depan cluster saja. Kemarin saya meminta tolong kepada Faiz, untuk melihat apakah ada tukang jahit di luar cluster. Lumayan, cukup terbantu dengan adanya keberanian Faiz bersepeda dan mau dimintai tolong, membelikan sesuatu yang dekat-dekat.


Keberanian untuk Bertanggung Jawab


Bermain sepeda dilakukan Faiz dan teman-temannya pada sore dan kadang hingga malam hari sebelum pukul 9 malam. Hal ini mengajarkan kepada Faiz arti bertanggung jawab dan menepati janjinya. Teman-teman saya yang memiliki anak laki-laki, menceritakan bahwa anak mereka masuk ke dalam rumah pasti selalu saat adzan maghrib berkumandang. Ini tidak semuanya ya, karena tidak semua teman-teman saya yang memiliki anak laki-laki saya tanya.

Salah satu bapak mengatakan, mungkin itulah saya waktu dulu. Saya tidak pernah melarang mereka (anak laki-lakinya) untuk bermain di luar rumah. Tapi mereka saya berikan tanggung jawab, agar mereka dapat menepati janjinya. Pulang, mandi, dan memenuhi kewajibannya. Berani bermain harus berani memenuhi kewajiban-kewajibannya. Contohnya, mandi, makan, belajar dan beristirahat.

Saya sebetulnya tidak rela, Faiz masuk ke dalam rumah saat adzan maghrib berkumandang. Sedih, tapi apa boleh buat. Anak-anak lainnya juga rata-rata seperti itu di sini, mereka mengaji setelah sholat maghrib. Satu hal yang didapat oleh Faiz, setelah mandi dia segera pergi ke mushola untuk sholat jamaah bersama teman-temannya. 


Keberanian untuk Mencoba


Bersepeda tidak selalu mulus dan tidak selalu menemui sebuah masalah. Selain masalah ketika sedang berkomunikasi dengan teman-temannya, ada juga masalah teknis dalam bersepeda. Contohnya ketika ban sepeda kempes. Faiz mencoba untuk memompa sendiri di rumah, abinya menyediakan pompa sepeda di rumah, agar memudahkan ketika ada ban sepeda atau ban sepeda motor kempes.

bermain sepeda


Tidak hanya itu, Faiz juga berani untuk mencoba menurunkan sadel / tempat duduk sepeda. naik turun, kemudian mencoba untuk membetulkan rantai yang lepas, hingga bajunya kotor penuh oli, muka, tangan, kaki berlapis oli. Lucu sebetulnya, tapi saya malah menjadi marah ya waktu itu? jadi tidak ada dokumentasi ketika muka Faiz penuh dengan oli rantai sepeda. Masih untung, saya tidak diminta untuk membantu membetulkan rantai yang lepas. 

Keberanian untuk Tidak Menangis


Apa jadinya kalau sudah berani bersepeda, menggunakan berbagai gaya, kemudian jatuh nangis? wkwkwkwkwk. Maaf ya, Nak. Saya memang selalu mengatakan kalau Faiz menangis setelah jatuh dari sepeda. Berani naik sepeda, berani jatuh dong, kalau berani jatuh kan tidak boleh nangis. Ternyata kata-kata saya direkam terlalu jauh dan dalam oleh Faiz.

Suatu saat saya melihat kakinya lecet dan berdarah. Saya panik dong, nanti abinya pasti bertanya, sudah diobati belum? ini jatuh di mana? heheee... jawaban Faiz cukup membuat saya bangga sekaligus trenyuh. "Mi, ini cuma lecet sedikit kok, kan kakinya masih bisa buat jalan". Jleb makleb, saya kumat migren saja teriaknya sekenceng-kencengnya. Ini kakinya lecet mlecat mlecet dan darahnya ngalir begitu, masih tenang menjawabnya. 

Wow, tidak terasa blogpost ini ditulis sejak sebelum maghrib hingga adzan subuh mengumandang. Sebuah blogpost paling panjang ditulis, bukan untuk lomba atau apapun padahal. Tapi memang dunia anak itu memang luar biasa menarik penuh trik dan inspirasi. Apa jadinya jika saya tetap tidak membiarkan Faiz untuk keluar rumah bermain bersama teman-temannya.


Faiz sekarang sudah keren naik sepedanya, kencang sekali dan mengerem dengan berbagai gaya. Ngeri sebetulnya, tapi sebagai orang tua, saya sudah memberikan nasehat, bahwa mengendarai apapun, sebaiknya hati-hati. Faiz sudah menjadi pemberani dong dengan bermain sepeda di laur rumah, tanpa pengawasan saya. Lah kan memang sudah besar, sudah berani bertanggung jawab juga dan sudah berani mencoba untuk memperbaiki sepedanya yang rusak. [2016:02]

Saturday 6 February 2016

Anak Tidur Menungging, Berbahayakah?

Menjadi seorang ibu memang harus senantiasa belajar dan menambah ilmu dan pengetahuan. Bisa dari sharing yang diadakan oleh teman  yang sudah menajdi ibu, atau mengamati perkembangan dunia artikel online yang semakin marak belakangan ini.

Dulu, saya selalu bertanya kepada ibuku, bu kok Faiz tidurnya sebentar-sebentar ya? bu, kok Faiz tidurnya nungging ya? lama lagi nunggingnya. Kan khawatir nanti susah bernafas. Dan sekarang di era digital, semuanya serba online, di internet semuanya bisa didapat dan dipelajari. Tapi ingat, kudu dipilih-pilih ya bu.



Fira ternyata juga memiliki kecenderungan untuk tidur dengan posisi menungging. Haaah? menungging kek mana? ya posisinya itu telungkup, tapi pantatnya diangkat ke atas, posisi mukanya menyerong ke kanan atau kekiri. Jadi sebetulnya itu cukup aman untuk pernafasan Fira. Tapi tunggu dulu, abinya suka cerewet kalau menjumpai anaknya tertidur dalam posisi menungging seperti itu.

Ketika anak tidur dalam posisi menungging, sebaiknya langsung harus diperbaiki posisi tidurnya, kata beliau seperti itu. Dalam posisi menungging tersebut, selain hidung bisa terhalang untuk bernafas, jantung juga akan tertekan, karena posisinya dekat dengan alas tidurnya.


Kenyamanan Tidur Anak


Namun demikian, ternyata anak memiliki gaya tidur yang bermacam-macam. Jika usianya masih terlalu bayi (kurang dari satu bulan) mungkin posisi tidur telungkup/menungging ini sebaiknya langsung diperbaiki. Namun jika usianya sudah seperti Fira (1,5m) itulah gaya tidurnya, dan jika dia merasa tidak nyaman, pasti dia akan mengubah posisi tidur menunggingnya menjadi posisi terlentang atau miring.

Dari yang saya baca, ketika anak tidur menungging, ada beberapa hal yang sedang dirasa. Perutnya sedang tidak nyaman atau anak sedang gelisah sehingga posisi tidurnya berubah-ubah. Posisi terlentang, posisi miring dan berubah menjadi menungging.

Jika saya perhatikan, Fira memiliki gaya tidur yang aduhai banyak sekali. Kadang dia akan tidur dengan berbantal kaki kakaknya. Kadang dia akan memeluk bantal dan guling, kadang akan terlentang dan kadang menjadi bahan ketawa saya dan abinya, yaitu posisi tidur menunggung.

Berbahayakah Tidur Menungging


Resiko SIDS (sudden infant death syndrome)  yaitu suatu gejala kematian mendadak pada bayi. Saya pernah membaca pada sebuah buku merawat bayi baru lahir, hal tersebut sebaiknya diperhatikan. Apalagi jika posisi menunggingnya sangat berbahaya, misalnya hidungnya tertutup selimut atau alas tidurnya terlalu keras dan tidak ada rongga untuk bernafas.



Sebaiknya ketika menjumpai bayi yang tidur dalam posisi menungging, harus segera diubah pada posisi terlentang. Posisi menungging atau tummy sleep atau tengkurap harus dilakukan ketika bayi sedang terjaga. Tujuannya untuk menguatkan otot leher dan tangannya. Inilah tugas para orang tua dan pengasuh untuk mengawasi posisi tidur bayi, apakah terlentang atau menungging.


Saat ini kedua anak saya sudah besar dan mereka dapat memilih posisi tidur yang membuat mereka nyaman. Tapi abinya masih sering memperingatkan untuk memperhatikan gaya tidur anak-anak tersebut. Karena kualitas tidur merupakan hal yang sangat penting untuk pertumbuhan tubuh, otak dan mental mereka, setuju? [2016:02]


Friday 5 February 2016

Fira Sedang Asyik Belajar Makan Sendiri

Hallo Fira? apa kabar kamu? tidak terasa ya, pertumbuhanmu kian cepat, tubuhmu sudah tinggi, ocehanmu sudah banyak, gerakanmu sudah semakin luwes dan semakin ummi merasa tertinggal jauh dari kamu.

Usia Fira saat ini satu tahun lebih lima bulan. Minum susumu sudah semakin banyak dan sedang belajar minum air putih menggunakan gelas tanpa bantuan. Makananmu sudah mengikuti makanan ummi, oseng sayur kangkung juga sudah mau, nasi uduk juga lahap, apalagi kerupuk, du du duh, senangnya minta ampun.



Abi berkali-kali mengatakan, anakmu sudah besar, lho. Sudah bisa merangkai dua kata, sudah melempar benda-benda di tangannya sampai jauh dan sudah meminta untuk makan makanannya sendiri. Jika lauknya memang bisa untuk makan sendiri, mi membiarkannya, karena itu termasuk ke dalam stimulasi motorik kasarnya.


Dua hari ini, Fira sedang tidak tertarik dengan yang namanya nasi. Ketika mi sedang menyuapi kakak Faiz makan mie goreng campur nasi campur telur, Fira ikut-ikutan makan. Tapi mi punya trik dong, nasinya disembunyikan ke dalam mie dan telur. Hasilnya? Fira menyantap hampir lebih dari sepuluh suap, lumayan kan?


Tips Ketika Mengajari Anak Makan Sendiri


Namanya anak-anak ya, mereka sedang mencari tahu apapun, sedang membutuhkan sebuah orintasi benda apa yang dapat memuaskan keingintahuan mereka. Sama halnya dengan belajar makan sendiri, ini juga merupakan fase, di mana si anak ingin tahu, caranya pegang sendok, caranya memasukkan sendok, caranya mengambil makanan dengan sendok dari piring dan lain sebagainya.



Mi memiliki tips, sebaiknya dilakukan ketika Fira sedang meminta makan sendiri. Tujuannya agar mi tidak repot dan Fira nyaman ketika sedang belajar makan sendiri, berikut tipsnya:
  1. Usahakan tidak menggunakan kuah yang terlalu banyak untuk sayurnya.
  2. Lauknya dipotong-potong kecil terlebih dahulu.
  3. Menggunakan sendok yang sesuai dengan usianya.
  4. Cari tempat yang nyaman, baisanya Fira suka di lantai.
  5. Beri alas, agar nasi dan lauk tidak kemana-mana.
  6. Awasi selalu dan terus dampingi anak ketika sedang makan sendiri.
  7. Jangan letakan segelas air di dekat si anak.
  8. Jangan beri mainan ketika anak sedang makan.
Mi pernah meninggalkan Fira ketika sedang makan sendiri, padahal cuma ke belakang saja...beeeuh apa yang terjadi bu? Tralala trilili, segelas air putih di masukan ke dalam mangkuk makanannya kemudian diaduk aduk menggunakan sendok. Selesai? tidak, selanjutnya Fira memasukkan makanan yang telah tercampur dengan air, ke dalam mainannya.

Nambah repot kan bu, hahaaaa...tapi namanya anak mah dia enggak ngerti ya, orang tuanya saja yang kemana gtu, sibuk sendiri. Tapi hal tersebut akhirnya menjadi pelajaran kan buat orang tua. Oke, sudah, tadi siang Fira mau makan bubur punya kakak Faiz, dicoba beberapa kali, lumayan lah dia mau dan irisan bauh apel juga masuk. Tunggu saja, nanti kalau mi makan, pasti dia minta. [2016:02]

Thursday 4 February 2016

Pada Usia Berapa Bayi Boleh Makan?

Pada usia berapa bayi boleh makan?. Tiap ibu memiliki jawaban yang berbeda-beda atas pertanyaan tersebut. Jawaban yang berbeda tersebut berasal dari pemikiran, pengetahuan, ilmu dan sudut pandang yang dimilikinya.

Berdasarkan pedoman WHO, bayi mulai dipernalkan dengan makanan pendamping ASI (MPASI) mulai usia 6 bulan. Pada usia 6 bulan, pemcernaan bayi mulai siap untuk menerima makanan selain ASI. 

Faiz ketika pertama kali makan


Kapan Faiz dan Fira diberikan Makanan Pertama Kalinya?


Alhamdulillah, saya dan suami diberikan orangtua yang tidak menyuruh-nyuruh untuk memberikan makanan pada bayi pada bulan pertama. Karena menurut penuturan ART saya, anaknya diberikan pisang dan nasi pada usia pertama kelahirannya. Alasanya kasihan bayinya laper. Ternyata tidak orangtua ART saja yang menuturkan hal seperti itu.

Ibu dari teman saya juga mengatakan "Kalau cucu saya ditinggal di desa, pasti saya kasih nasi dan pisang". Teman saya ini seorang perawat, oleh karena itu, daripada bersitegang dengan anaknya, ibunya tidak memberikan pisang dan nasi kepada cucunya. Tapi sewaktu teman saya bayi, ibunya memberikan kedua makanan tersebut.

Faiz saya berikan makanan pertamanya pada usia empat bulan. Saya yang bertanya kepada ibu waktu itu. Kakak saya juga menyarankan, sebetulnya tidak masalah, memberikan makanan pada bayi ketika usianya sudah empat bulan. Asalkan, teksturnya halus dan bayi siap untuk menerimanya.

Fira pertama kali makan


Demikian juga dengan Fira, saya memberikan makanan pendamping ASI-nya pada usia empat bulan. Mungkin agak berbeda dengan kakaknya ketika pertama mengecap makanan pertamanya. Fira sempat menolak dan adaptasinya sangat lama.

Faiz langsung melakukan gerakan mengunyah, sedangkan Fira membuang-buang makanan tersebut pada awalnya, namun lama kelamaan mau. 


Tanda-tanda bayi sudah siap untuk menerima makanan


Saya sering menjumpai bayi mengecap-ngecap mulutnya ketika melihat ada orang yang sedang makan. Matanya fokus ke makanan tersebut, mulutnya bergerak seperti orang yang sedang makan. Melihatnya kasihan? iya, kasihan sekali, mungkin karena kasihan melihat bayi seperti itu, para orang tua memberikan makanan pada bayi pada usia di bawah enam bulan.

Faiz dan Fira juga sama, ketika ada orang di dekatnya yang sedang menyantap makanan, gerakan mata dan mulutnya seperti yang saya sebutkan di atas. Kasihan memang melihatnya, namun saya tahan sampai usia mereka empat bulan. 

Berikut beberapa tanda-tanda bayi siap untuk menerima makanan:
  1. Bayi sudah mampu menyangga lehernya dengan baik. Sebaiknya memberi makan kepada bayi, sembari agak duduk. Sewaktu memberi makan Faiz pertama kalinya, adalah posisi yang salah. Saya menidurkan Faiz di tempat tidur. 
  2. Bayi terlihat lapar. Bayi terlihat lapar akan meminta minum ASI tidak seperti biasanya. 
  3. Bayi memperlihatkan rasa penasaran ketika ada orang di dekatnya yang sedang makan.
  4. Bayi memperlihatkan gerakan mengunyah.
  5. Bayi tidak mendorong lidahnya ketika dimasukkan sendok ke dalam mulutnya.

Nah, semuanya tergantung pilihan para orang tua dari si bayi kan? pada usia berapa bayi boleh makan. Sekali lagi, saya menggarisbawahi, ketika memberikan makanan pertama kepada bayi, sebaiknya dimulai dengan tekstur yang paling halus atau lembut. Pelan-pelan naikkan tingkat kekasarannya, jadi bayi akan mudah menerima dan mencerna makanannya. [2016:02]

Wednesday 3 February 2016

Padu Padan Dress dengan Legging untuk Anak-Anak

Saya mau ngomongin salah satu pakaian anak perempuan nich. Semuanya pasti setuju kan, bahwa pakaian anak perempuan itu tidak pernah berhenti inovasinya. Banyak sekali model pakaian anak perempuan, salah satunya adalah dress.

Pengertian dress sendiri adalah pakaian terusan dari atasan sampai rok. Sedangkan untuk ukuran bisa bermacam-macam, ukuran yang panjang, ukuran yang pendek, atau ukuran yang sampai batas lutut. 

DRESS SALAH SATU PAKAIAN ANAK PEREMPUAN


Sebagai seorang perempuan, saya juga suka sekali menggenakan dress. Tapi karena koleksi pakaian di dalam lemari belum bisa memadu padankan dress dengan pakaian lainnya, ya sudahlah. Saatnya mendandani anak perempuan yang gemesin ini. Kenalkan namanya Fira, dia salah satu dari tokoh di blog BukuHarianAnak-Anak.

Badan Fira lumayan tinggi untuk anak seusianya. Usianya saat ini sudah satu tahun lebih enam bulan. Ada beberapa koleksi dress di dalam lemari pakaiannya. Dress baju anak perempuan, unyu-unyu, warnanya sudah kek permen. Tapi saya cenderung memilihkan pakaian untuk Fira yang berwarna merah.

Mungkin karena Faiz, kakaknya saya pilihkan warna merah juga, jadi keblablasan ya. Tapi oke juga kok, anak perempuan menggunakan pakaian berwarna merah, tinggal padu padankan dengan cardigan atau legging warna berbeda, pink atau merah marun contohnya.

Dress pada umumnya memiliki panjang persis di lutut atau sedikit di bawah lutut. Jika ada koleksi dress Fira yang masih dikenakan dan di atas lutut itu artinya, saya masih senang melihat Fira mengenakan dress tersebut. Noted ya, bukan Fira yang pilih dressnya, karena Fira belum bisa memilih ***hehee.

Anak perempuan akan terlihat cantik mengenakan dress, bentuk tubuhnya, meskipun masih anak-anak sudah terlihat cantik. Apalagi dengan banyaknya model serta aksesoris yang menyertainya. Sudah pasti menggunakan dress juga simple, meskipun arti kesederhanaan menggunakan dress untuk anak-anak saat ini harus lebih diperhatikan.

TAMBAHKAN LEGGING


Hal yang harus diperhatikan adalah dari  faktor keamanan dan kesopanan ketika anak perempuan, apalagi yang masih kecil mengenakan dress. Saya selalu menambahkan legging atau celana pop, waktu bayi untuk melengkapi padu padan dress. Alasannya, karena anak-anak, apalagi masih kecil, suka duduk sembarangan, suka asal membuka kaki di mana-mana. 



Coba bayangkan, jika hanya menggunakan celana dalam saja, atau menggunakan diapers saja, duduk di lantai yang ada semut atau kotoran, mana saya tahu? itu dari segi keamanan dari alam. Kemudian, dari faktor kesopanan, memadu padankan dress dengan legging juga terlihat sopan, anak kecil yang suka asal buka kaki ketika duduk, tidak menunjukan pemandangan bagian dalamnya.

Memang terlihat sedikit repot ketika mengenakan dress dan legging. Namun dari segi keamanan dan kesopanan, itu tidak seberapa ya, apalagi jika anak saya nantinya sudah main dengan lawan jenisnya di luar rumah. Saya tidak tahu juga, ketika saya lengah, siapa saja yang bersamanya, apakah ada orang dewasa yang menghampirinya?

Oleh karena itu, membiasakan menambahkan legging pada padu padan dress harus dilakukan sedini mungkin. Fira sudah saya biaskan untuk menggunakan legging jika mengenakan dress atau rok. Jujur dech, melihat penampilannya yang cantik menggunakan dress dan legging, saya kepingin. [2016:02]


Tuesday 2 February 2016

Sun Life Edu Fair Melihat Pameran Pendidikan dan Mencoba Permainan Edukatif

Tangerang-Minggu, 31 Januari 2016 pagi, kami sekeluarga berangkat untuk menghadiri acara Sun Life Edu Fair 2016 di Senayan City. Awalnya, abi dan anak-anak akan bermain dan mi melaksanakan tugas meliput. Semua sudah dipersiapkan, dari minuman hingga camilan untuk anak-anak.

Perjalanan non toll, tapi tidak begitu macet. Rute salah tapi diteruskan oleh abi, melalui jalan Daan Mogot, jalan Panjang, tahu-tahu sudah berbelok ke sebuah mall besar yang ada tulisan SCTV *karena saya tertidur dan sengaja tidur.

Mengikuti Dongeng


Main Atrium Senayan City menjadi tujuan utama, karena jam digital di mobil, menunjukan pukul 11 lebih. Sesuai dengan rundown acara yang saya terima, acara pertama adalah dongeng anak. Faiz ingin sekali mengikuti dan tidak mau diajak makan terlebih dahulu oleh abi.



Memasuki tempat acara Sun Life Edu Fair 2016, Faiz langsung berlari menuju panggung utama ketika kak Acid meminta anak-anak untuk mendekat. Dongeng dari kak Acid tentang binatang yang membuat gatal-gatal di badan.

Dongengnya sangat edukatif. Membuat anak berpikir, hewan apa ya yang membuat gatal-gatal? mi melihat, Faiz aktif mengikuti dan berbicara ketika kak Acid bertanya. Yup, benar sekali binatang tersebut adalah ulat.

Bagaimana bentuk ulat? panjang, bulat, berbulu diiih ngebayangin mi sudah gatel ya? kemudian kak Acid mendongeng awal mula si ulat tersebut, kemudian akan menjadi apa ulat tersebut? menjadi apa? iyaaa...ulat tersebut akan menjadi kupu-kupu yang cantik.

Bagaimana kupu-kupu bisa terbang? karena memiliki sayap. Anak-anak seperti sedang melihat tranformasi kepompong menjadi kupu-kupu, semua senang dan ceria mendengarkan dongeng tersebut. Setelah dongeng selesai, anak-anak mendapatkan boneka sun.

Pelajaran yang dapat diambil dari kegiatan mengikuti dongeng. Faiz berani memutuskan sendiri untuk maju ke depan. Kepalanya tidak menengok ke belakang atau mencari-cari di mana saya atau abinya. Faiz belajar kemandirian, belajar percaya diri dan belajar mengemukakan pendapat dengan orang lain.
Sewaktu sesi dongeng, Fira baru bangun tidur dan perlu adaptasi sebentar. Setelah itu, Fira meminta untuk turun dari stroller dan ingin mengikuti irama musik yang diputar. Fira terlihat enjoy dan senang berada di Sun Life Edu Faiz ini.

Bermain Lego dan Mengenal Alat Peraga Belajar


Setelah mendengarkan dongeng, Faiz asyik melihat-lihat permainan dan sekolah-sekolah yang mengikuti pameran. Permainan-permainan yang ada di Sun Life Edu Fair 2016 juga sangat edukatif. Pertama yang menjadi perhatian Faiz adalah lego.




Saat mendengarkan sebuah pertunjukan, Fira tidak sabar untuk turun dari stroller-nya. Malu-malu menggoyangkan badannya, senyum senyum dan melirik kanan dan kiri. Setelah itu, mengikuti kakaknya, bermain lego.

Tidak ingin berkutat pada satu permainan, saya mengajak Faiz untuk mewarnai gambar yang telah disediakan. Fira juga sangat antusias mengikuti pekerjaan kakaknya. Cara Fira memegang crayon cukup bagus, Fira asyik mencoret-coret kertas mewarnai kakaknya.


Faiz tidak suka mewarnai memang, tapi Faiz mau ketika diminta mewarnai sebuah kertas bergambar. Hasilnya? jangan ditanya, belum begitu rapi, rapian Fira malah, garis amburadulnya tegas. Setelah mewarnai, Faiz beralih ke booth melipat kertas. Ada banyak sekali hasil melipat kertas yang keren-keren, tapi kakak penjaga boothnya, mengajari yang mudah.

Puas bermain, Faiz tertarik padaa salah satu alat peraga belajar pada salah satu sekolah. Faiz memiliki kecenderungan beraktivitas gerak. Alat peraga yang menggerakan benda naik ke atas, berkelok-kelok, turun. Pada sudut yang menarik untuk difoto, Faiz juga minta diambil gambarnya, sesuai dengan cita-citanya.


Pelajaran yang dapat diambil setelah Faiz mengikuti permainan dan melihat-lihat sekolah. Meskipun sudah terbiasa bermain lego, dia mau berbagi dan bermain bersama denan teman-temannya. Mengambil lego yang masih tersedia, membuat sesuai lego yang tersedia. 
Melipat kertas dan mewarnai memang tidak seperti kemampuannya membangun sebuah lego. Perlu adanya tuntunan dan arahan untuk kedua aktivitas tersebut dari saya. Fira juga terlibat ketika mewarnai kertas bergambar, tangannya sudah mulai oke untuk memegang crayon.
Melihat-lihat alat peraga belajar di beberapa sekolah, Faiz tertarik dengan hal-hal yang berbau praktek. Tidak menyenangi untuk menulis dan menggambar. Faiz mengenali profesi yang dicita-citakan dan mengajak adiknya untuk berfoto bersama.

Talkshow "Ketahui Bakat Minat Anak Anda"


Acara yang ditunggu-tunggu pada Sun Life Edu Fair 2016 adalah sesi talkshow bersama Anna Surti, Imesh dan dari mas Ito dari Sun Life Financial. Teman talkshow hari itu adalah "Ketahui Bakat Minat Anak Anda".

Ini kali ke dua saya mendengarkan penjelasan Ibu Nina, panggilan akrab Ibu Anna Surti Nina. Beliau seorang psikolog anak dan keluarga. Ibu Nina menjelaskan tentang kecerdasan yang dimiliki manusia itu ada 8. Hal itu dia kutip dari pernyataan Howard Gardner. Tiap anak pasti memiliki kecerdasan yang disebutkan tadi.

Tugas orang tua adalah mengenali dan mendampingi ketika anak sedang menekuni minatnya sesuai dengan bakatnya. Mbak Imesh dari majalah parenting juga mengutip dari Gandhi, bahwa orang tua membiarkan anaknya menekuni minatnya, namun dengan pendampingan dan arahan.

Fira berada di anak tangga panggung dari mulai hingga berakhir sesi talkshow. Memang saya sengaja berada di duduk di depan, agar bisa konsentrasi mendengarkan penuturan pembicara. Namun ternyata tidak bisa. Ternyata Fira tidak bisa duduk diam di kursi, sedikitpun Fira tidak memperhatikan sekitar, dia asyik sendiri dengan apa yang menarik perhatiannya.



Saya mencoba untuk mengambil Fira dan dipangku, tapi lolos lagi. Fira kembali lagi ke depan dan kembali lagi, dengan keasyikannya. Kakaknya, Faiz, asyik bermain mobil-mobilan pada sebuah booth sekolah. Melihat adiknya berada di depan, Faiz sebetulnya ingin menemani. Saya melarang Faiz untuk berada di depan bersama adiknya. Alasannya, Faiz sudah besar, memang usianya baru enam tahun lebih, tapi badan Faiz sudah tinggi, jadi kesannya Faiz sudah kelas empat Sekolah Dasar.

Setelah talkshow selesai ada pertunjukan tari dari suatu sekolah. Fira melihat dengan tenang dan berdiri di dekat saya, tiba-tiba setelah tarian selesai, Fira menangis. Saya bingung, kenapa? ternyata tarian selesai, Fira menangis karena sedang menikmati, mungkin itu ya.

Alhamdulillah Faiz dan Fira tidak mengeluarkan jurus merengek ketika datang ke acara Sun Life Edu Fair 2016. Mereka semua senang, meskipun saya baru pertama kali beradaptasi bersama mereka dalam satu acara. Pernah sich sewaktu acara di sebuah mall, tapi acaranya adalah acara keluarga. Saya berharap, semakin anak-anak dikenalkan dengan acara-acara seperti ini, keberanian dan kemampuan mereka untuk adapatasi akan semakin baik. [2016:02]