Wednesday 8 April 2020

Supaya Anak Bahagia Mengerjakan Tugas Belajar di Rumah dengan Bahagia

Hallo apa kabar moms semua. Apa kabar anak-anak semuanya moms? semoga masih tetap terus semangat ya menjalani learning from home atau belajar dari rumah. Terutama yang anaknya masih duduk di bangku PAUD dan TK nih moms.

Anak bungsu saya, Fira berusia 5 tahun lebih masih duduk di bangku TK A. Kebetulan sekali anaknya suka sekali bermain di luar rumah dan sekolah. Meski ya kadang anaknya juga merasa bosan dengan sekolah dan tempatnya belajar mengaji di LTQ. 

supaya belajar dari rumah sukses saat pandemi corona astin astanti


Tantangan di awal tetap stay at home adalah rengekan dari anakku yang cewe ini, moms. Mulai dari keinginannya jalan-jalan. Membeli mainan baru sampai ingin membeli permen di minimarket. Merengek tidak punya teman dan menyatakan dirinya imut tapi kakaknya tidak mengajaknya bermain.



Bersyukur sekolah TK-nya memberikan kebijakan learning from home di hari ke-dua himbauan pemerintah untuk belajar dari rumah. Materinyapun tidak terlalu memberatkan menurutku, moms. Ada dua pembiasaan yang diminta untuk dilakukan, yaitu sholat dhuha dan pembiasaan cuci tangan sebelum makan dan setelah melakukan aktifitas bermain. Materi selanjutnya disesuaikan dengan tema bulanan dan keterampilan melatih motorik kasar halusnya.

supaya belajar dari rumah sukses saat pandemi corona astin astanti
Salah satu keterampilan yang diminta untuk learning from home untuk anak TK


Anak perempuan saya ini moms, memiliki sifat yang moody. Saya agak kesulitan menebak emosi-emosi yang akan muncul pada dirinya. Saat bangun pagi, dia bisa bahagia dan menyapa kami. Namun bisa beberapa menit kemudian, dia marah-marah tanpa alasan. Bisa juga sebaliknya. Nah, begitu pula moms, saat melakukan learning from home ini. Saya membutuhkan keterampilan mengajak, merayu dan membuatnya supaya tidak mengingat apa yang dinyatakan di awal kita semua diminta tetap di rumah saja.

Pada saat pandemi mewabah di negara tercinta kita ini, moms. Prioritas utama saya dan suami adalah mengupayakan anak-anak merasa nyaman dan senang. Istilahnya kami itu harus membaut anak-anak jangan ada yang bosan, meskipun bosan itu pasti hadir. Suamipun menginginkan saya untuk tetap santai dan jangan menaikan emosi. Alhamdulilah kadang emosi tinggi tidak hadir, tapi terkadang hadir juga, heheheee. Saya masih butuh banyak belajar kembali, moms untuk mengendalikan emosi.

Bagaimana Membuat Anak-Anak Happy Saat Harus Tetap di rumah Saja


1. Memberikan Gawai

Saya dan suami sudah sepakat, mengeluarkan gawai yang pada hari-hari normal hanya dikeluarkan pada Hari Sabtu dan Minggu. Moms pasti paham ya, bagaimana awal-awal kita semua diminta tetap tinggal di rumah dan membatasi pergerakan dan juga sentuhan fisik.

Mengapa saya memberikan gawai, moms. Alasan klise namun sebagian orang tua juga akan menjawab, supaya anak tenang dan orang tua dapat mengerjakan berbagai pekerjaan. Saya dan suami sepakat, meski boleh memainkan gawai, tetap ada rambu-rambunya. Jika saya telah menyelesaikan pekerjaan rumah, saya harus duduk mendampingi anak-anak.


Pada awal himbauan pemerintah untuk tetap tinggal di rumah, anak-anak yang biasa main di luar rumah, pasti akan merasa bingung dan heran. Meskipun saya dan suami telah memberikan pemahaman mengenai virus corona, penularan dan pencegahannya, tetap saja mereka masih merengek. Perubahan yang sangat drastis mereka rasakan. Semula anak-anak bisa keluar dan bertemu dengan berbagai hal yang menarik, seketika itu juga minta jalan-jalan sudah tidak bisa.

Oke, sebagian orang tua mungkin mengijinkan anak-anak jalan-jalan dengan tetap stay di dalam mobil. Beda dengan pemikiran suami saya moms. Beliau tidak mengijinkan saya mengajak anak-anak berbelanja meski anak-anak di dalam mobil. Alasannya, karena setelah kita dari luar rumah kan, disarankan mengganti baju dan idealnya langsung mandi, kan moms.

supaya belajar dari rumah sukses saat pandemi corona astin astanti
Gawai dan anak-anak, sebuah kemajuan teknologi yang tidak dapat disembunyikan dari anak-anak


Apa kabar setelah dari minimarket, masuk mobil dan anak-anak ada di dalamnya? sama saja saya mengajak anak-anak turun dan masuk ke minimarket. (emosi saat melihat masih ada anak-anak diajak ke pasar, saya moms. Tapi semua orang tentu memiliki pertimbangan dan kondisi masing-masing ya, moms)

Berbagai himbauan dari sayapun tetap dilakukan untuk menggunakan gawai dengan bijak. Lakukan hal pokok terlebih dulu, mandi, makan, sholat dan melakukan tugas-tugasnya. Anak-anak boleh menonton televisi di dalam kamar yang dapat dikontrol tontonannya. Kadang-kadang suami saya membelikan film kartun untuk anak-anak dari google movie untuk variasi tontonan anak-anak.

Adanya gawai dalam batasan, anak TK ini menjadi bersemangat dan mau melakukan tugas-tugas dari sekolah maupun LTQ. Contohnya, yuk Fira mainan dulu sama ummi sembari menonton YouTube ya. Setelah itu Fira menggambar segi tiga ya, atau setelah itu setoran hafalannya dulu ya. Alhamdulillah sepanjang ini kadang berhasil kadang ya, terlalu moody anaknya, moms. 

2. Menyediakan Makanan Kecil

Sebelum adanya pandemi ini, saya memiliki kebiasaan untuk membeli makanan kecil atau snack untuk bekal sekolah anak-anak, moms. Awal dihimbau untuk melakukan aktfitas di rumah saja, pikiran pertama saja selain memikirkan sembako, ya menambah  persediaan makanan kecil ini, moms.

supaya belajar dari rumah sukses saat pandemi corona astin astanti


Jika anak sulung saya yang terima apa adanya makanan kecil yang ada di rumah, berbeda dengan anak TK ini. Ada saja permintaan makanan kecil yang ingin dimakan. Permenlah, Ice cream-lah atau biskuit kesukaan dia yang saya lupa beli. Tapi ya, namanya butuh ngemil, meski anakku bilang engak mau dan enggak suka, akhirnya dinikmati juga, moms.


Makanan kecil ini saya sediakan seperlunya saja di wadah-wadah snack dan saya letakan di meja ruang depan. Anak-anak mudah mengambilnya dan jika sudah berkurang, sedikit demi sedikit saya isi lagi. Anak TK ngemilnya juga tidak bar-bar langsung habis. Saya selalu mengatakan, boleh makan jajanan, tapi makan nasi juga ya nanti, dan tentunya mengerjakan tugas-tugas sekolah dan LTQ. 

3. Memasak Sayur dan Lauk yang Bervariasi

Salah satu yang mampu membuat anak TK bahagia karena ibunya bahagia, setuju moms. Itulah yang terus saya lakukan supaya saya mampu mengajak dan mendampingi anak yang moody ini tetap mengerjakan tugas-tugas sekolah dan LTQ-nya.

Dua anak di dalam rumah semua beda selera. Saya dan suami hanya mengikuti mereka bahkan seringnya mengalah untuk anak-anak. Anak laki-laki saya bisa menikmati ayam goreng, beda dengan anak bungsu saya yang lebih suka tahu atau telur. Jadi, saya selalu mengambil jalan tengah supaya anak bungsu saya mau menikmati olahan ayam.

supaya belajar dari rumah sukses saat pandemi corona astin astanti
Tahu goreng spesial


Misalnya saya ambil irisan ayam sebelum dijadikan ayam goreng untuk diorek bersama tahu. Contoh lainnya, saya campur ayam dan tahu dalam satu olahan semur. Saya dan suami lebih sering mengkonsumsi sayuran dan lauk yang simple, tahu goreng atau tempe.


Tempe dan tahupun saya olah dengan berbagai variasi moms. Tempe goreng biasa, tempe goreng dengan tepung crispy, tempe mendoan ataupun tempe bacem. Pertimbangan saya untuk tetap memasak makanan dari dapur sendiri adalah untuk mengurangi bertemu dengan orang. 

Para pengusaha makanan dan kuliner dan ojek online yang bisa dipesankan makanan, Insya Allah sudah ada rejekinya masing-masing. Saya dan suamipun berikhtiar dapat melanjutkan hidup ke depan dengan uang tabungan. Jadi, sebisa mungkin saya mengolah dana yang ada dengan menyajikan makanan yang masih dapat membahagiakan kami. 

Nah, jika suami tenang, saya nyaman memasak, pasti anak-anak juga akan merasa bahagia, moms. Anak-anak yang bahagia dan perutnya nyaman meski dengan masakan yang serba sederhana, pasti juga akan bahagia mengerjakan tugas-tugas sekolah dan LTQ-nya. 

4. Orang tua Harus Mau Bermain Bersama Anak-Anak

Yup, saya dan suami sepakat bahwa kami harus mau bermain dan mengerjakan apapun, yang diminta anak-anak. Terutama anak bungsu saya ini, moms. Sudah beberapa kali saya mengijinkan anak ini memainkan apa yang diinginkan, selagi masih aman.

Contohnya, setelah anak ini membantu saya menyiangi sayuran, sianya diminta anak ini moms. Anakku ini bertanya, bolehkah untuk mainan? dengan ditambah air? dengan menggunakan mainan masak-masakan? Tentu saya tidak harus berpikir dua tiga kali, moms. Saya iyakan dan persilahkan menggunakannya. Bahkan sayapun ikut main masak-masakan bersama anak ini.


Contoh yang baru saja terjadi semalam. Anak ini sedang menginginkan peran mencuci, menjemur dan menyetrika. Semua mainannya yang bisa dijemur, anak ini coba jemur. Sayangnya, anak ini membentangkan tali dari tasnya yang rusak, di depan lemari pakaiannya. So, saat mengambil baju tidak bisa kan, moms.

supaya belajar dari rumah sukses saat pandemi corona astin astanti
Anak TK mengajak saya bermain salon-salonan


Jadi, saya meminta suami saya untuk membuatkan jemuran, masih dengan tali tasnya yang rusak di area bermain si anak. Apa yang terjadi? seketika hormon bahagia si anak langsung naik. Saat saya mengajak untuk setoran mengaji dan hafalan dari LTQ-nya, dengan raut muka bahagia dan ikhlas anak ini duduk di sampingku.

Bagaimana moms, ternyata membuat anak-anak menyatakan dirinya siap dan ikhlas untuk mengerjakan tugas, ternyata simple ya, moms. Hal yang paling dibutuhkan adalah orang tua harus siap untuk bahagia sebelum mengajak dan mendampingi anak-anak. Bahagia akan menyalurkan hal-hal lain supaya lebih mudah untuk dilakukan.

No comments:

Post a Comment

Haaai, Terima Kasih ya sudah mengunjungi Buku Harian Anak-Anak


Yuk jejakkan komentar, supaya saya juga dapat berkunjung balik. Terima kasih ^-^