Friday 13 October 2017

Kemampuan Motorik Halus Anak Usia 3 Tahun dan Cara Menstimulasinya

Hai hallo apa kabar semua?

Alhamdulillah perkerjaan hari ini lancar dan semoga berkah, aamin.

Fira berusia 3 tahun Agustus kemarin, ummi belum membuka-buka lagi artikel yang menjelaskan apa saja milestone untuk anak usia 3 tahun. Usaha ummi selain berkonsultasi dengan dsa adalah membaca-baca artikel parenting yang memberitahukan milestone sesuai dengan tahapan usianya.

Kemarin malam, saat ummi sedang santai, menemani kakak Faiz belajar matematika ummi melirik kegiatan Fira. Fira sibuk sekali tuh bersama kertas dan spidol. Awalnya, ummi melihat hal biasa karena, Fira memang menyukai ke-dua buah benda tersebut. Malahan, kadang tembok, baju, sprei, papan tempat tidur juga menjadi media coret-mencoretnya.


Ummi tertarik memperhatikan tangan Fira yang memegang spidol yang menurut ummi sudah sempurna. Gerakan tangannya saat membuat goresan juga sangat tegas, tidak mengambang dan juga tidak terlalu ditekan. Hasilnya? jangan ditanya. Untuk Fira yang tidak pernah menerima instruksi membuat gambar dalam bentuk-bentuk yang ummi perintahkan, Fira well done.

Ummi kemudian berpikir nih, genggaman tangan memegang spidol dan lekukan aktifitas coret-mencoret ini adalah salah satu indikator seorang anak memiliki gerakan motorik halus, kan ya? Udah dech, paginya ummi buru-buru mencari informasi lagi mengenai perkembangan motorik halus dan kasar untuk anak usia 3 tahun.

Abi adalah oang yang paling cerewet memperhatikan tumbuh dan kembang anak-anak. Ummi agak nyante, kalau secara kasar telah melewati milestone dasar. Misalnya sudah bisa menyambung beberapa kata untuk usia 2 tahun sudah bagus. Mampu memegang wadah makanan berisi tanpa menumpahkan, itu sudah bagus untuk anak usia 3 tahun. 

Fira di usinya yang ke 1 tahun 8 bulan memegang pena


Motorik Kasar dan Motorik Halus


Pagi tadi, ummi iseng nich membaca artikel parenting lagi mengenai kemampuan motorik halus. Menjadi seorang ibu bukan berhenti belajar kan, menjadi seorang ibu, harus lebih banyak membaca dan mencari pengetahuan seluas-luasnya, apalagi untuk tumbuh dan kembang anak-anak.

Gerakan motorik itu ada 2, motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar merupakan kemampuan anak untuk melakukan gerakan yang melibatkan otot-otot besar baik sebagian maupun seluruh anggota badan sesuai dengan kemampuan si anak. Contohnya nih, kemampuan anak berguling, duduk, berlari, berdiri satu kaki dan lain sebagainya.

Sedangkan kemampuan motorik halus merupakan kemampuan yang melibatkan otot-otot halus dari sebagian anggota tubuh. Contohnya nih, kemampuan tangan untuk memegang benda, kemampuan tangan memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya, gerakan coret-mencoret , memasukan benda ke dalam lubang, kemampuan menyusun puzzel dan lain sebagainya.

Kemampuan Motorik Halus Fira dan Cara Menstimulasinya


Berikut ini beberapa kemampuan motorik yang secara sadar dan tidak sadar sudah dilakukan oleh Fira, ada sich beberapa yang ummi melibatkan Fira.

1| Menggunakan dan Melepaskan Pakaian Sendiri. 


Menggunakan dan Melepas Pakaian. Fira sudah berinisiatif menggunakan dan melepas pakain sendiri. Awalnya ummi memang tidak sabar, tapi ternyata hal tersebut sangat penting loh, untuk mengetahui perkembangan motorik anak dan juga bagaimana cara anak usia 3 tahun merawat dirinya sendiri. Jadi, moms, biarkan anak mencoba untuk mengenakan dan melepas pakaian sendiri, meskipun sangat lama dan ada yang salah atau tidak pada tempatnya.



Cara untuk menstimulasinya  sederhana, biarkan anak memilih pakaian gantinya, kemudian minta si anak untuk mengenakan atau melepas pakaiannya sendiri. Sama halnya dengan bagaimana cara anak memegang sisir dan menyisir rambutnya sendiri, merapikan rambutnya. Menggunakan sepatu dan melepasnya sendiri juga bisa menjadi cara menstimulasi kemampuan motorik halus, bagaimana dia merawat dirinya sendiri. 


So far, Fira sudah dapat mengerjakan semua kegiatan di atas. Apalagi kalau mengenakan sepatunya, Fira bakal suka berkali-kali mencobanya. 

2| Keterampilan Menggunakan Stationery


Keterampilan menggunakan stationery.  Keterampilan ini berkaitan dengan cara memegang dan menggunakan alat-alat tulis, memegang pensil dan melakukan aktifitas mencoret-coret. Memegang gunting dan menggunting kertas, tentunya dengan pengawasan orang tua. Menggunakan lem dan menempel kertas yang telah diberi lem pada bidang kertas lainnya.  

Coretan Fira (3 tahun) di dinding rumah


Cara untuk menstimulasi adalah dengan melatih kegiatan tersebut, libatkan anak saat membuat prakarya yang menggunakan gunting, lem dan kertas. Berikan anak pensil warna, spidol dan kertas untuk kegiatan coret-mencoret. 

3| Mengambil, Memindahkan dan Meletakan Benda


Mengambil, memindahkan dan meletakan benda mulai dari yang kecil, sedang sampai besar. Fira pernah mengangkat benda yang agak berat, komentarnya adalah berat mi. Hihihi, lagian ummi juga tidak menyuruh, Fira penasaran jadi ummi biarkan saja.  

Cara untuk menstimulasinya, biarkan anak-anak membawa mainannya sendiri, membereskan mainannya dan mengambil apa yang diinginkannya. Tentu semua ini ada di bawah pengawasan orang tua. 

4| Menyusun Balok dan Puzzel 


Menyusun balok, menyusun ring donat, menyelesaikan puzzel dan lain sebagainya. Mainan-mainan edukatif seharusnya menjadi pilihan yang diberikan untuk anak-anak. Ada banyak permainan edukatif yang sederhana yang dijual di toko-toko mainan. Faiz dan Fira saat balita dibelikan mainan ring donat yang bentuknya menyerupai piramid. Anak akan bejalar menyusun ring donat secara benar sesuai dengan ukurannya.


Menyusun balok/ lego juga dapat menjadi pilihan mainan edukatif anak-anak. Faiz dan Fira juga dibelikan lego yang besar-besar serupa dengan duplo atau sejenisnya. Anak-anak dapat menyusun lego-lego tersebut sesuai bentuk yang mereka inginkan. Selain itu, Fira juga pernah menggunakan lego yang berwarna-warni ini untuk memisahkan warna. Fira berinisiatif sendiri memisahkan lego warna hijau, warna kuning dan lain-lain.

Cara untuk menstimulasi adalah dengan cara memfasilitasi mainan anak-anak dengan mainan edukatif. Berikan contoh terlebih dulu untuk memainkan mainan tersebut. Selanjutnya biarkan anak-anak bermain sesuai dengan imajinasi anak-anak. Saat bermain, tidak ada salah ataupun benar, orang tua bertugas untuk memberikan pendampingan dan menjelaskan apabila ada hal-hal yang ditanyakan oleh si anak. Sesuaikan juga ukuran mainan si anak, jangan berikan lego yang terlalu kecil untuk anak di bawah usia 6 tahun.



Faiz menyusun lego menjadi bentuk yang diimajinasikan (4 tahun)


Kemampuan motorik halus bermanfaat untuk aktifitas anak-anak dalam kesehariannya. Anak-anak akan tumbuh dan berkembang lebih besar dan memiliki banyak hal yang akan dikerjakan. Orang tua sebaiknya memberikan kesempatan untuk anak-anak mengembangkan dan menstimulasi supaya kemampuan mootorik halus si anak dapat berkembang. 

#ODOPOKT12

"Tulisan ini diikutsertakan dalam program One Day One Post Blogger Muslimah Indonesia"

5 comments:

  1. Haa ... Lego! Ya, aku sering mengamati, Rafaku sering sekali membuat bermacam bentuk dari permainan ini. Kalau soal dinding rumah penuh coretan dan bekas stiker, kubiarkan saja. Biar dia berkreasi.

    Terima kasih sharingnya mbak :)

    ReplyDelete
  2. Anakku juga suka banget main lego. :D Kalau coret2 di dinding, nggak ada. Nggak begitu suka coret2 sih. :'D Paling mainan adonan tepung ma sabun.

    ReplyDelete
  3. Permainan sepanjang masa. Hehehehe dulu aku suka banget main lego. Anakku sekarang juga suka.

    ReplyDelete
  4. Keren Umminya Faiz dan Fira...Stimulasi yang bagus sekali..Semoga tumbuh jadi anak yang sehat dan soleh/solehah..:)

    ReplyDelete

Haaai, Terima Kasih ya sudah mengunjungi Buku Harian Anak-Anak


Yuk jejakkan komentar, supaya saya juga dapat berkunjung balik. Terima kasih ^-^