Hallo apa kabar teman-teman Faiz dan Fira? Hari ini kalian sudah bermain apa saja? Kalian bermain dengan siapa? duh pasti senang banget ya, bermain dengan mainan yang kalian sukai. Apa sich mainan yang kalian sukai? mainan yang edukatif? mainan sesuai dengan jenis kelamin kalian atau bermain kinestetik? berlarian ke sana kemari, menyentuh apa saja yang kalian temui? Banyak banget ya jenis-jenis mainan yang bisa kalian mainankan. Ummi jadi kepingin menceritakan mainan-mainan yang ada di rumah Faiz dan Fira.
Jenis-Jenis Mainan di Rumah Faiz dan Fira
UNICEF mendefinisikan anak sebagai penduduk yang berusia antara 0 sampai dengan 18 tahun. Undang-Undang RI Nomor 4 tahuhn 1979 tentang Kesejahteraan Anak, menyebutkan bahwa anak adalah mereka yang belum berusia 21 tahun dan belum menikah.
Anak-anak ummi masih kecil-kecil banget. Faiz berusia 7 tahun dan Fira berusia 2 tahun. Jenis kelamin mereka berbeda, laki-laki dan perempuan. Mainan mereka juga berbeda sekali. Namun terkadang, mainan Faiz dimainkan oleh Fira dan mainan Fira juga dimainakan oleh Faiz. Ummi sempat khawatir mengenai perkembangan anak-anak ummi, kalau mereka saling bergantian mainan.
Seperti diketahui secara umum. Mainan anak laki-laki paling banyak mobil-mobilan, hewan-hewanan, pedang-pedangan sampai mainan karakter seperti BoboiBoy. Sedangkan mainan untuk anak perempuan paling banyak adalah boneka baby, mainan masak-masakan sampai mainan karakter seperti kuda poni.
Jenis mainan di rumah Faiz dan Fira sendiri ada banyak sekali. Dari permainan edukatif untuk memberikan stimulasi kecerdasan serta melatih motorik halus dan kasar. Ada juga permainan yang berasal dari karakter yang bermula dari film dan miniseri, contohnya BoBoiBoy, Winnie The Pooh. Ada permainan ketangkasan berupa bola kaki, bola basket sampai mainan ring donat untuk melatih ketangkasan dan kemampuan berlogika.
Memilih Mainan untuk Faiz dan Fira
Sejak kelahiran bayi Faiz di tahun 2009, tugas untuk memilihkan mainan untuk bayi Faiz adalah ummi. Ummi akan memilihkan mainan untuk Faiz dan Fira yang benar-benar aman dan nyaman untuk mereka.
Jenis mainan yang dipilihkan untuk Faiz dan Fira harus sesuai dengan hal-hal seperti berikut;
- Sesuai dengan usia Faiz dan Fira
- Ukuran mainan
- Jenis mainan
- Bahan untuk membuat mainan
- keamanan mainan dari segi tekstur
- Harga mainan
Memilih mainan untuk anak-anak menurut ummi adalah tanggung jawab orang tua. Tanggung jawab ummi dan abi. Alasannya lebih ke arah keamanan dan pertanggungjawabannya.
Berikut beberapa mainan anak yang menurut ummi berbahaya dan pertanggungjawabannya sangat besar;
- Ketapel. Meskipun ketapel dipergunakan untuk membantu tugas-tugas orang-orang yang bekerja di hutan atau lapangan. Namun ummi pernah menjumpai anak-anak membuat mainan ketapel ini. Ummi juga pernah melihat di abang penjual mainan, menjajakan mainan ketapel lengkap dengan pembidiknya berupa batu kecil/ kerikil. Whaaaatz!!! Ummi sempat kesal dengan adanya ketapel diperjualbelikan di abang penjual mainan. Bayangkan saja, apabila ada anak berusia di bawah 15 tahun membeli maianan, kemudian memainkan ketapel tersebut dan mengenai kaca rumah orang/ lebih parah lagi, mengenai badan orang. Bagaimana pertanggungjawabannya? Kaca rumah yang pecah bisa diganti, kalau badan orang/ anak-anak seusianya yang terkena? Semoga tidak ada kejadian yang tidak diinginkan, aaamiin.
- Pistol Mainan berpeluru menyerupai bulatan kecil. Hal sama seperti ketapel di atas. Beberapa tahun silam, ummi pernah membaca berita tentang permasalahan Pistol Mainan berpeluru ini. Ummi pernah melihat bentuk Pistol Mainan ini, pelurunya meskipun berasal dari plastik namun sangat keras. Pada sebuah berita, peluru tersebut mengenai mata seorang anak. Astaghfirulloh, semoga anak-anak kita semua selalu diberikan keselamatan, aamin.
- Mainan dalam bentuk terlalu kecil dan berbahan dasar berbahaya. Ada banyak sekali ummi jumpai mainan masak-masakan untuk anak perempuan. Bentuknya kecil dan tajam, bahan yang digunakan juga tidak ramah anak. Mulai dari warna sampai tekstur mainannya sangat kasar. Meskipun saat bermain anak-anak selalu diawasi, namun terkadang ada khilaf dari orang tua, mainan tersebut masuk ke dalam mulutnya. Fitrah anak-anak yang masih berusia di bawah 7 tahun kan, memasukan apa saja ke dalam mulut.
Saat memilih dan membeli mainan, ummi harus mengetahui apa yang dibeli oleh Faiz dan Fira. Salah satunya dikarenakan banyaknya jenis mainan yang kurang aman untuk dibeli dan dimainkan oleh anak-anak.
Orang tua bertangung jawab dalam pemilihan mainan anak-anak |
Daripada menanggung resiko, lebih baik berhati-hati saat membeli mainan untuk Faiz dan Fira. Faiz dan Fira juga perlahan-lahan mengerti mainan apa saja yang boleh dibeli dan mainan apa saja yang tidak diperbolehkan untuk dimainakan.
Mempertimbangkan Keamanan Mainan
Pernah anak-anak menangis dan merengek di toko mainan, anak-anak meminta mainan pilihan mereka sendiri. Ummi enggak setuju karena ada beberapa hal yang sebaiknya mainan tersebut tidak dibeli. Contohnya, sewaktu Faiz meminta dibelikan mainan mobil truk. Bahannya menggunakan plastik yang kasar dan warnanya yang sangat mengkilat. Serta bagian-bagian mobilnya sangat kasar dan ada beberapa yang tajam.
Alhamdulillah setelah diberikan pengertian, akhirnya Faiz merelakan mainan pilihannya kembali ke rak mainan. Kemudian mainan yang ummi sarankan untuk dipilih diangkut dan pindah tempat ke rumah. Pertimbangan untuk menyarankan mainan pilihan ummi daripada pilihan anak, lebih untuk menjaga keamanan mainan tersebut dan pertanggung jawaban sebagai orang tua.
Mainan edukatif bayi Faiz |
Menurut ummi, tidak ada orang tua yang mau membiarkan anak-anaknya bermain dengan mainan yang kurang aman untuk dimainkan. Hal ini untuk mengajarkan lebih ke masa depan si anak itu sendiri. Dari kecil diberikan pengertian tentang keamanan mainan untuk mereka, saat besar nanti, anak-anak akan lebih bijak untuk memilih permainan-permainan lainnya. Apalagi, saat ini permainan anak didominasi permainan berteknologi, seperti Play Station, Game Online dan lain sebagainya.
Tanggung Jawab Orang Tua
Alhamdulillah saat ini, ummi berkesempatan untuk selalu mengawasi anak-anak di rumah. Ummi juga mengetahui jenis mainan apa saja yang sedang dimainkan oleh anak-anak. Ummi juga mengawasi bagaimana anak-anak bermain dengan mainannya. La wong, ada satu mainan anak-anak ngumpet, umi juga tahu.
Salah satu pekerjaan yang menyenangkan adalah merapikan mainan anak-anak. Sebetulnya bisa juga mainan anak-anak ditumpuk begitu saja. Tapi alangkah indahnya apabila ummi juga turun tangan membereskan mainan anak-anak. Toh mainan sebanyak itu, adalah jerih payah ummi dan abi. Jadi, ummi dan abi juga harus turut andil menjaga mainan tersebut.
Faiz dan Fira sebetulnya bisa membereskan mainan mereka sendiri. Tapi ya, itu tidak sesuai dengan tempatnya. Tempat-tempat mainan mereka ummi pisahkan sesuai dengan jenis dan kepemilikannya. Ada mainan Faiz dan ada mainan Fira. Ada mainan dinosaurus ada mainan masak-masakan.
Nah, kalau sudah membereskan mainan anak, ummi jadi mengerti, mainan apa yang paling sering dimainkan oleh Faiz dan Fira. Semua itu bisa terlihat dari kotak mainan apa yang paling berantakan dan menjadi campur-campur.
Sebagian mainan-mainan yang ada di rumah Faiz dan Fira |
Mainan Kesukaan Faiz dan Fira
Faiz cenderung bermain dengan teratur dan tertib. Meskipun kadang kurang konsisten ketika sedang bermain. Faiz hobby sekali mengkoleksi mainan dinosaurus dan terkadang bermainnya agak kurang aman. Faiz memainkan dinosaurus ini dengan cara disebar ke seluruh penjuru rumah. Jadi, sewaktu ada penghuni rumah lainnya lewat, kalau tidak hati-hati, bisa-bisa tersandung. Selain dinosaurus Faiz juga sedang bermain Hot wheels. Ummi dan abi memperblehkan memilih mainan tersebut karena ke-dua mainan tersebut tergolong aman. Apalagi dengan mainan dinosaurus, Faiz jadi mengetahui tentang hewan-hewan pada jaman purbakala.
Fira cenderung suka memberantakan mainan. Beberapa kotak mainan ditumpahkan di lantai. Kemudian pergi meninggalkan mainan tersebut. Tapi bila mood Fira sedang baik, saat bermain boneka, Fira mampu bermain dalam jangka waktu lama. Boneka-boneka tersebut ditata sedemikian rupa, diberi selimut, diberi makan dan diberikan dialog. Lucu dech, melihat anak-anak bermain sesuai dengan usianya.
Kadang pernah anak-anak bermain loncat-loncatan sembari membawa pedang atau pistol mainan tanpa peluru. Ummi sering memperingatkan dan selalu cerewet untuk berhenti. Bayangkan saja, anak-anak berlarian di dalam rumah. Loncat dari kursi, loncat dari tempat tidur, di lantai ada karpet, ada mainan dan lantai juga kadang licin ada tetesan air dari air minum anak-anak. Kecerewetan ummi ini, sudah menjadi makanan mereka sehari-hari. Alasan ummi melakukan hal tersebut dikarenakan menjaga supaya tidak terjadi apa-apa dengan Faiz dan Fira.
Ummi malah memperbolehkan memberantakkan mainan di lantai. Boleh bermain sepuas-puasnya dengan mainan mereka, tapi satu syaratnya. Apabila sedang bermain dengan mainan yang diberantakan di lantai, tolong jangan lari-larian. Tolong jangan meloncat-loncat dan jangan saling berebutan. Semuanya demi keamanan Faiz dan Fira. Kalau terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan? siapa yang rugi coba? hayo loh, Faiz dan Fira.
Meskipun dalam pengawsan ketat oleh ummi, ada saatnya Faiz ataupun Fira terjatuh, sakit karena kelelahan, tidak ada mood untuk bermain seperti biasanya. Kalau sudah begini, ummi dan abi merasakan kesedihan yang luar biasa. Biasanya mainan berantakan di mana-mana. Bisanya ummi cerewet memperingatkan untuk tidak lompat-lompat, untuk tidak lari-larian di antara mainan yang berserakan.
Kalau sudah begini, ummi langsung mengontrol suhu tubuh Faiz atau Fira yang sedang mengalami penurunan kondisi tubuh. Ummi mengambil termometer untuk mengukur suhu badannya. Menemani di tempat tidur dan memberikan semangat untuk lekas baik dan mengajak Faiz atau Fira untuk mengusir rasa sakitnya. Ummi juga tidak akan lupa memberikan penurun panas, Tempra Syrup. Di rumah masih selalu sedia Tempra Syrup untuk Faiz dan Fira. Persediaan dan untuk jaga-jaga sewaktu-waktu anak-anak mengalami suhu tubuh yang tinggi. Bisa disebabkan juga kan , karena mereka kelelahan bermain.
Ummi memilih Tempra Syrup ini karena memiliki banyak sekali kelebihan. Apalagi anak-anak ummi ini, suka banget minum obat dan pinginnya mengambil obat sendiri dari tempat obat. Kalau kakak Faiz yang sakit, Fira berinisiatif mengambilkan dan ingin membantu memasukan ke dalam mulut kakaknya.
Tempra Syrup Penurun Panas Anak
Meskipun dalam pengawsan ketat oleh ummi, ada saatnya Faiz ataupun Fira terjatuh, sakit karena kelelahan, tidak ada mood untuk bermain seperti biasanya. Kalau sudah begini, ummi dan abi merasakan kesedihan yang luar biasa. Biasanya mainan berantakan di mana-mana. Bisanya ummi cerewet memperingatkan untuk tidak lompat-lompat, untuk tidak lari-larian di antara mainan yang berserakan.
Kalau sudah begini, ummi langsung mengontrol suhu tubuh Faiz atau Fira yang sedang mengalami penurunan kondisi tubuh. Ummi mengambil termometer untuk mengukur suhu badannya. Menemani di tempat tidur dan memberikan semangat untuk lekas baik dan mengajak Faiz atau Fira untuk mengusir rasa sakitnya. Ummi juga tidak akan lupa memberikan penurun panas, Tempra Syrup. Di rumah masih selalu sedia Tempra Syrup untuk Faiz dan Fira. Persediaan dan untuk jaga-jaga sewaktu-waktu anak-anak mengalami suhu tubuh yang tinggi. Bisa disebabkan juga kan , karena mereka kelelahan bermain.
Ummi memilih Tempra Syrup ini karena memiliki banyak sekali kelebihan. Apalagi anak-anak ummi ini, suka banget minum obat dan pinginnya mengambil obat sendiri dari tempat obat. Kalau kakak Faiz yang sakit, Fira berinisiatif mengambilkan dan ingin membantu memasukan ke dalam mulut kakaknya.
Berikut kelebihan Tempra Syrup;
- Sediannya dalam bentuk Syrup sangat disukai oleh anak-anak
- Kemasannya bukan terbuat dari kaca
- Terdapat tutup pengukur, jadi tidak perlu menggunakan sendok
- Sistem penutupan dan pembukaan menggunakan proses tekan. Jadi lebih aman saat anak-anak membawa Tempra Syrup.
Ngobrolin tentang mainan anak-anak, tidak akan ada habisnya. Abinya Faiz dan Fira sampai mengatakan bahwa 1/3 isi rumah adalah mainan anak-anak. Ya memang benar, mainan Faiz sewaktu kecil masih bagus dan masih disimpan rapi. Mainan Faiz yang rodanya hilang satupun masih disimpan dan tidak boleh dibuang. Jadi, kalau ummi tidak benar-benar menjaga dan mengawasi anak-anak saat bermain, rasanya ada yang kurang.
Intinya adalah memilih mainan yang aman untuk anak-anak adalah tanggung jawab jawab orang tua. Bukan hanya saat memilih dan membelikan sebetulnya, tapi saat mereka sedang bermain, juga diperlukan pengawasan dan bimbingan dari orang tua. Contohnya saat Faiz yang sudah berusia 7 tahun menginginkan Lego. Tahu sendiri kan Lego itu bentuknya kecil. Sedangkan Faiz masih memiliki adik yang masih berusia 2 tahun. Harus benar-benar diberikan pengertian kepada Faiz saat sedang memainkannya. Fira juga akhirnya memegang lego milik kakaknya, tentunya harus benar-benar di awasi.
Pertanggung jawaban mainan yang dimainkan oleh anak-anak adalah pada orang tua. Usia anak masih terlalu kecil untuk mempertimbangkan apakah mainan ini aman atau tidak. Jadi, lagi-lagi semuanya masih dalam pengawasan orang tua demi keamanan saat bermain si anak tersebut.
Apabila saat membeli orang tua tidak mengetahui, bisa pada saat membereskan mainan si anak. Kan bisa ketahuan, ada mainan baru apa di wadah mainan anak-anak (untuk ibu-ibu yang bekerja). Bagi ummi, tidak sulit untuk membereskan mainan anak. Semua demi kepada rasa kasih sayang, rasa peduli kepada anak-anak dan untuk keamanan dan kenyamanan anak-anak.
Mainan-mainan dipisah dalam wadah |
Yuk, mulai sekarang perhatikan mainan yang dipilih dan dibeli oleh si anak. Tidak hanya itu, orang tua juga memiliki tanggung jawab saat anak-anak tersebut memainkan mainannya. Lebih serunya lagi, orang tua juga ikut bermain dengan koleksi mainan si anak. Anak-anak pasti akan merasakan kebahagian dan kenyamanan dengan mainan yang aman untuk mereka. Betul begitu?
Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog Tempra yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Taisho. Artikel ditulis berdasarkan pengalaman dan opini pribadi. Artikel ini tidak dapat menggantikan hasil konsultasi dengan tenaga kesehatan profesional.
Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog Tempra yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Taisho. Artikel ditulis berdasarkan pengalaman dan opini pribadi. Artikel ini tidak dapat menggantikan hasil konsultasi dengan tenaga kesehatan profesional.
Mainan yang tak aman memang banyak banget di pasaran, apalagi harganya bisa sangat murah. Untungnya anak2ku cuma suka main boneka yang udah dijamin aman. Nggak ada kancing2 dan hiasan yang bisa menambah resiko tertelan.
ReplyDeletebener mbak, mau mainan yang bagaimanapun, yg penting aman buat anak
DeleteDari zaman kecil dulu, udah kenal sama tempra. Sekarang jadi sahabat setia kalau anak lagi demam. :D
ReplyDeleteyup, mudik besok jangan lupa bawa Tempra Syrup y untuk anak anak
DeletePokoknya apapun mainannya dont worry ya bund.. Selalu katakan Yes karena ada tempra dirumah.. :)
ReplyDeletePonakan saya juga pernah pakai Tempra, pokoknya ok punya deh.
DeleteApapun mainannya, yang penting aman mbak,
DeleteOrang tua harus mempertimbangan jenis mainan anak, yang lebih diutamakan kalau menurut saya dari segi bahan untuk membuat mainan, keamanan mainan dari segi tekstur atau bahan warna dan tak kalah pentingnya juga soal harga mainan. Ditempat saya, ukuran mainan anak terlalu kecil memang bahaya, kadang anak dimasukan kehidung, atau bahkan bisa tertelan. Bahkana ada juga yang dimasukan ditelinga. Orang tua yang jadi repot harus ke dokter THT.
ReplyDeleteNah, kan bahaya kalau bagian kecil dr mainan anak gak sengaja masuk ke bagian tubuh. Kalaupun mainan tersebut hadiah at. kado, anak suka, orangtua tetep memberi pengawasan.
DeleteManinannya lucu-lucuuu.. dan betul mba, ortu bertanggungbjawab untuk pastikan keamanan mainan untuk anak-anak
ReplyDeleteiyup betul mbak
DeleteAku setuju bunda astin kalau memilih mainan anak memang tanggung jawab orang tua.... sukses ngelomba ya bundaaa
ReplyDeletemakasih bunda cheila
DeleteMemang harus hati-hati memberikan anak mainan, ya Mbak.
ReplyDeleteIya jangan cm. mau membelikan saja. Selama ini orang tua tahunya membelikan... tp. pengawasan jg perlu loh
Deleteishhhh... rapi banget mak mainan anak anak. Tapi kalo diklassifikasi gitu emang jadi enak ya beresinnya. Ikutan ah...
ReplyDeleteOiya, sama mak, obat demam andalan di rumah juga tempra nih
Iya, jadi ketahuan mana yang ilang, tinggal cari di seluruh penjuru rumah, hehhee.
DeleteAaahhh...mainan Mbak Fira banyak bangettt. Btw, jadi inget kemarin yasmin baru dibeliin ketapel sama temen Ibu. Duuuh....
ReplyDeleteMainannya banyak karena yang lama enggak dibuang, hiks, sama anaknya gak bole
DeleteMainan yang terlalu kecil memang bahaya juga ya. Anakku dulu pernah kemasukan manik-manik hidungnya, duh sampe kubawa ke RS, untunglah bisa diambil dan anakku nggak kenapa-napa.
ReplyDeleteWah bahaya banget nih, mainan anak cewe juga ada yang manik manik, aku pingin beliin, tapi sadar anaknya masih kecil, aku skip mbak. Bersyukur ya, anaknya gak trauma kan, mba?
DeleteMba aku blom bisa ngerapihin mainan anak2 smp bener rapih, mrk dah diminta masukin ke tempatnya tp tetep aja ada yg berserakan dan pindah2 tempat mba
ReplyDeletemainan anak anakku rapi setelah kurapiin aja, setelah itu berantakan lagi. Emaknya ya yang telaten ngebagi bagi dibagian mana mainan ini disimpen, gitulah... hehehe
Deleterapih banget mainan2nya ya mba. Btw, anakku yang bungsu juga pake tempra..
ReplyDeletekalau lagi rapih rapih mbak, klo lg mainan beuh berantakan ke mana mana
DeleteSoal membereskan mainan di rumah itu ibarat PR yg ga da habis2nya bg aku mbak. Apa lagi kalo ponakan udah pads ngumpul. Ampuuun...
ReplyDeleteiyaaa, semua membutuhkan kesabaran seluas samudera.
Deletenah iya beberapa pertimbangan tersebut juga aku jadiin acuan biar mainannya sesuai dengn kebutuhan mba 😁
ReplyDeletebetul, sesuai kebutuhan terus kalau ada manfaatnya juga
DeleteWah umminya Faiz rajin banget nih menyimpan mainan anak2. Rapii
ReplyDeleteSiapa lagi yang begini Mbak, banyak positifnya
DeleteIya tuh katepel. Anakku yang ketiga pernah punya. Walopun cuma dari plastik, pas nyobain, malah kena adiknya. Duh, sejak itu saya buang deh. Pdhl, dia suka banget.
ReplyDeleteiya mbak, semua memang perlu pengawasan, meskipun mainan teraman sekalipun
DeleteSekarang memang harus cerdas pilih mainan buat anak ya mba. Asyik itu lihatnya, mainan rapi begitu mba.
ReplyDeleterapinya cuma sebentar Mbaaak, selebihnyaa begitulah
Deleteiya, mba bener kita harus teliti yah cari mainan untuk anak2. Pastikan aman saat dimainkan
ReplyDeletebetul mbak
Deleteiya ya mba, sekarang milih mainan buat anak2 memang perlu hati2 banget. Banyak bahan yag ga aman. apalagi mainan untuk anak balita seperti Bintang dan Zizi. Duh kakak Fira dan Faiz maninannya banyak banget...
ReplyDeleteHIhiihii, mainannya aku simpan semuanya
ReplyDeletegak pernah beliin mainan buat mada, soale lungsuran mainan dari 5 adikku banyak juga dan masih pada bagus awet *emakirit dan ehhhhh kebetulan bapak mertua rajin beliin mainan buat mada, soale di seberang rumah mertua itu toko mainan
ReplyDeleteklo aku palingan beli buku2 buat batita aja buat si mada
mantap
ReplyDeleteair mineral aqua
Emg hrs hati2 dlm memilih maianan untuk anak2
ReplyDelete