Tuesday 12 May 2015

Tipe Orang Tua Fleksibel

Iyes, sekarang mi sudah menjadi orangtua dengan dua orang anak bersama abi yang semakin lama semakin ganteng. Uhuk. Menjadi orangtua tidak ada pelajarannya ketika mengenyam pendidikan formal baik di SMA maupun di universitas.

Itulah status dari sebuah kehidupan, mi beranjak dari seorang gadis kecil, remaja, dewasa hingga akhirnya menikah dan berstatus menjadi seorang istri dan ibu dari dua anak laki-laki dan perempuan. Alhamdulillah mi melewatinya dengan suka dan cita, meskipun kadang ada aral dan riak, lagi-lagi itulah kehidupan.

Lalu, bagaimana mi bisa menjadi orangtua? belajar darimana? dari kehidupan ini tentunya. Belajar dari orangtua mi, dari sekeliling mi meskipun dikombinasikan dengan kondisi mi dan kondisi keluarga kecil mi. Karena jika, belajarnya dimakan telak, akan terasa kurang pas, karena setiap keluarga memiliki hal-hal yang berbeda.

Dari keluarga A, mi mengambil yang ini dari keluarga B mi mengambil yang ini tidak seratus persen. Itulah belajarnya mi menjadi orangtua. Lalu, orangtua seperti apakah mi, ini?

Orangtua yang fleksibel

Iya, mi belajar menjadi orangtua yang fleksibel yang tidak kaku dan tidak kolot namun tetap ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Ada beberapa hal yang menarik untuk mi ceritakan di sini, untuk cerita dan bacaan siapa saja tanpa membutuhkan pembenaran dan juga sebaliknya ya.

Urusan Makan.

Di rumah kontrakan ini, mi bersama abi, dua orang anak dan dua orang pengasuh (kebetulan pas menceritakan pas lagi ada dua, baru kali ini, yes). Jika untuk urusan makan, mi saklek dan berpegang teguh bahwa, makan harus memasak untuk pengurangi pengeluaran dan juga menjaga kebersihan, nanti mi dan keluarga akan seperti ini;
  1. Jika gas habis dan baru ketahuan jam pagi hari, jamnya memasak makanan. Kami akan kelaparan karena biasanya gas buka pukul 06.30, itu artinya sarapan akan mundur dan masuk kerja juga telat. Bisa juga sich menunggu gas datang sembari meracik masakan, tapi udah kadung kagok jew. Solusinya : Sesekali beli nasi uduk, atau beli sayuran dan lauk matang it's okey kan?
  2. Bayi Fira beberapa bulan ini sudah memiliki acara makan. Biasanya memang makan nasi saring atau bubur nasi hasil buatan mi di dapur. Nah, ketika suatu hari, bayi Fira harus ikut traveling sehari dua hari bersama mi dan abi. Ajib banget traveling...hahaa. Bisa bingung kan masaknya di mana. Solusinya : bolehlah beli bubur instant yang bayi Fira sukai. Jika tidak? bayi Fira akan kelaparn dong yes.
Urusan Belanja Bahan Makanan

Tadi cerita dulu tentang memasak dan membeli makanan matang. Sekarang untuk urusan belanja niich, iiich malas ach di pasar tradisonal becek, gak ada ojek. Akan menjadi orangtua macam apa mi ini? hehee. Mi bisa belanja di pasar tradisional, pasar kaget, pasar modern.

Urusan Belanja Baju

Nah, mungkin setiap orangtua juga akan sama seperti pemikiran mi ini. Urusan belanja baju, fleksibel di mana saja tergantung keperluan dan kondisi. Alhamdulillah mi pernah merasakan belanja baju di pasar tradisional, pasar kaget, toko baju pingir jalan, toko baju di Mall, departement store bahkah toko online. 

Gak mungkin saklek lah, kudu beli di toko baju, kudu beli di departemen store..heheee, gitu aja sich.

Urusan Pendidikan Anak

Nah, kalau yang ini mi dan bi tidak menutup kemungkinan menerima saran dari para orangtua yang memiliki pengalaman yang bisa dibilang sama. Contohnya banyak sekali orangtua yang menyarankan agar anak jangan dimasukkan ke sekolah dasar sebelum waktunya.

Mi contohnya, mi masuk SD pada usia lima tahun, dan Alhamdulillah semua terlewati dengan baik dan tidak ada kendala. Masalah mogok sekolah, sepertinya tiap anak, ada momentnya dech. Namun, memang perlu dipikirkan apakah psikologis mi dan anak mi itu sama? perlu didiskusikan lebih lanjut. Jadi, mi tidak akan menjadi orangtua yang saklek bahwa ini begini, itu begitu. Jadi, kakak Faiz, kamu maunya masuk SD apa masih tinggal di TK? orangtua yang sedang bingung..ahihiii

Urusan Pengasuhan Anak

Hayo, siapa yang tidak suka membaca artikel pengasuhan anak alias parenting. Sebetulnya mi kurang suka, tapi kadang mi mencari juga...yaaaa, bisa menjadi referensi dan bahan ilmu dari membaca artikel parenting. Tinggal mi yang menerapkannya harus mendiskusikan dengan abi dan melihat kondisi di keluarga mi.

Aduh kalau untuk menulis pengasuhan anak, mi akan terlihat kurang menguasai. Kenapa? karena ya itu, mi tidak memiliki satu atau beberapa teori pengasuhan anak. Teori yang mi miliki hanya satu, yang memang diajarkan oleh Allah dan Rosulnya. 




@astinas

 

No comments:

Post a Comment

Haaai, Terima Kasih ya sudah mengunjungi Buku Harian Anak-Anak


Yuk jejakkan komentar, supaya saya juga dapat berkunjung balik. Terima kasih ^-^