Wednesday 7 February 2018

Ingat Lima Perkara Sebelum Datang Lima Perkara


[Keuangan] [Parenting]

Hallo, apa kabar Faiz dan Fira? hallo juga teman-teman Faiz dan Fira, selalu sehat dan semangat ya. Kalau pertanyaan Fira setiap pagi, ke ummi, "Are you happy, mommy?". Jelas dong, ummi jawab, "I'm sure, I always happy, Fira. And how about you? are you happy, too?".

Alhamdulillah ya, anak perempuan ummi ini (3, 5 years) ini selalu memberikan aura positif dengan berbicara. Berbeda dengan kakak Faiz yang lebih memilih menunjukan rasa sayang, dengan tindakan. Makasih ya, Nak, semalam ummi diselimutin. 😌

mengenalkan kepada anak pentingnya keuangan keluarga
Menanamkan Akhlak dan Sopan Santun Kepada Orang Tua


Okay, kali ini ummi ingin menceritakan tentang nasehat akung yang sering sekali ummi sampaikan kepada kalian. Nasehat yang selalu ummi ingat dan selalu ummi sampaikan kepada kalian, saat kalian merengek, merajuk dan ngambek minta diberikan uang oleh ummi. 

Bukan ummi tidak sayang kepada kalian. Bukan ummi jahat kepada kalian, Bukan ummi tidak peduli dengan permintaan kalian untuk dibelikan jajan atau mainan. Bukan ummi terlalu mencintai uang, sampai ummi terlalu "kencang" memegang uang.

Memulai Kehidupan Dari Minus


Perjalanan kehidupan ummi dan abi itu, sangat indah, Nak. Memulai pernikahan dari keuangan yang minus. Hanya mengandalkan gaji yang diterima abi setiap bulan untuk memenuhi kebutuhan satu bulan. Terkadang, ada satu bulan, di mana, pertengahan bulan, ummi dan abi hanya mengantongi uang 50 ribu rupiah. Itu terjadi sewaktu kakak Faiz bayi.

Apakah ummi sedih? apakah abi putus asa? apakah kami menyerah? Alhamdulillah, selalu ada jalan keluar dengan senantiasa mengingat Allah SWT. Alhamdulillah masih dapat memberikan kebutuhan pokok, meski tak berpakaian baru setiap tahun. Hal ini sudah ummi sampaikan kepada kakak Faiz.  Tidak ada tangisan, tidak ada penyesalan dan saat ummi ditanya abi, ummi tidak takut. Buat apa takut? toh apabila niat membangun pernikahan, adalah karena Allah SWT.

mengenalkan kepada anak pentingnya keuangan keluarga
Mengajak Faiz traveling ke Umbul Sidomukti, Semarang


Ummi dan Abimu, terbiasa hidup sederhana dan secukupnya. Cukup untuk makan, Alhamdulillah. Cukup untuk membeli baju baru dan mainan kalian, Alhamdulillah. Cukup untuk traveling, Alhamdulillah. Cukup untuk mengajak bahagia saudara kita, Alhamdulillah. 


Jangan berlebihan mencintai uang. Jangan terlalu mengandalkan uang harus selalu menumpuk di tabungan, tapi hati kalian tidak menyatu. Uang yang dicari adalah untuk kebahagiaan kalian semua, Nak. Mencari nafkah berupa uang memang keharusan, tapi saat ada uang dipergunakan dengan bijak.

Bedakan Kebutuhan dengan Keinginan


Seperti nasehat yang disampaikan Akung kalian. Prioritaskan kebutuhan yang paling penting/ urgent. Baru menyusul kebutuhan-kebutuhan lainnya. Nasehat ini, selalu ummi sampaikan kepada kalian. Saat ada tukang jajan di depan rumah, kalian meminta setelah makan siang. Ummi jelaskan kepada kalian bahwa berlebihan mengikuti hawa nafsu bisa berbahaya. 

Toh, pada saatnya, ummi juga selalu memberikan jajanan kepada kalian, tentunya pilihan ummi, 😐. Ada waktunya untuk memenuhi keinginan, pisahkan antara kebutuhan dan keinginan ya, Nak. Seperti ketika Faiz meminta uang untuk membeli jajanan anak sekolah jaman now. Lebih baik ummi membuatkannya, kan. Ada banyak keuntungannya loh, membuat jajanan sendiri. Faiz boleh tahu, jajanan yang sedang viral di lingkunganmu. Tapi perlu diperhatikan, apabila memang tidak butuh amat, tak perlulah mengeluarkan uang untuk membeli.


Uang yang sedianya untuk membeli jajanan tersebut, kan bisa dialihkan untuk "keinganan" lainnya. Seperti kemarin, saat ummi mengijinkan Faiz membeli hotwheels yang belum pernah dibeli. Nah, pada saat Faiz dan Fira memang tidak butuh mainan, meminta sampai merengekpun ummi dan abi tidak akan membelikannya. Apalagi mainan tersebut sudah pernah dibeli. 

mengenalkan kepada anak pentingnya keuangan keluarga
Koleksi Hotwheels yang diinginkan Faiz


Ummi cukup memberikan penjelasan, meskipun ada uang, uang tersebut bisa dipergunakan untuk kebutuhan lainnya, atau ditabung. Mungkin hal ini sering bertentangan dengan pemikiran orang lain, yang mengatakan, "Lah, harganya enggak seberapa, masa tidak dibelikan, kasihan-lah". Jangan terpancing ya, Nak dengan pernyataan tersebut. Malah karena ummi kasihan kepada kalian, makanya ummi tidak memberikannya.


Ingat Lima Perkara Sebelum Datang Lima Perkara


Ingat lima Perkara, Sebelum datang lima Perkara. Salah satunya adalah ingat masa kaya sebelum datang masa miskin. Bukan berdoa hal yang tidak baik, tapi hari esok masih tetap ada, pergunakan uang dengan bijak dengan mengingat salah satu dari lima perkara tersebut. Insya Allah dalam keadaan kehidupan yang bagaimanapun, kita tetap bersyukur dan berbahagia, aaamin. 

Menjawab sebuah pertanyaan mengenai, pantas atau tidak pantas anak-anak diberikan penjelasan mengenai keuangan keluarga, ummi akan menjelaskan di sini :

Anak-anak adalah mahkluk pembelajar yang paling mudah menerima perubahan apapun. Tetapi emosi dan psikologis mereka masih selalu berubah-ubah. Masih labil istilahnya.


Menurut ummi, adalah hal wajar apabila anak-anak diberikan penjelasan mengenai kondisi keuangan keluarga. Manfaat Memberikan Penjelasan Mengenai Kondisi Keuangan Keluarga kepada Anak-Anak adalah, supaya : 
  1. Anak belajar menyesuaikan diri
  2. Anak belajar menerima keadaan
  3. Anak belajar menghormati orang tua dan orang lain
  4. Anak belajar mengelola keuangan mereka
  5. Anak belajar untuk membedakan kebutuhan dan keinginan
  6. Anak belajar mencintai uang dan membelanjakannya dengan bijak
  7. Anak belajar peka terhadap sesama
Ummi sering mengajak Faiz yang usianya sudah mampu berpikir benar atau salah, berdiskusi dengan pengalaman orang lain. Dari melihat pengalaman temannya yang selalu merengek minta dibelikan mainan, meskipun orang tuanya tidak memegang uang, sampai harus meminjam uang hanya demi kata KASIHAN. Ummi menjelaskan kepada Faiz, bahwa itiu bukan kasihan, tapi justeru menjerumuskan anak tersebut dalam sebuah pikiran, dengan uang saya bisa senang, tanpa uang saya tidak bahagia.

Mohon maaf apabila ada teman-teman yang tidak sependapat dengan pendapat kami. Alhamdulillah dengan selalu menanamkan hal di atas dan ditambah Ingat lima perkara sebelum datang lima perkara, bagiamanapun kondisi roda, Insha Allah berusaha untuk tetap menjadi pribadi yang bijaksana. Mohon doanya. 

17 comments:

  1. Bedakan kebutuhan dan keinginan yang paling sering lalai klo buat aku mbak.. kadang susah bedain pernah akhirnya nyesel karena nurutin keinginan dan ego...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sering tapi sekarang perlahan pingin nyoba gak ambil kalau enggak butuh amat

      Delete
  2. Aku merinding bacanya.
    Setuju banget, walau masih kanak-kanak, tetap harus ingat lima perkara sebelum datang lima perkara.
    Salut:)

    ReplyDelete
  3. setuju sama tulisannya, mbak. saya sendiri sejak kecil tidak terlalu dibiasakan dibelikan macam-macam oleh orang tua karena memang kondisinya tidak memungkinkan. Alhamdulillah sih sampai sekarang bukan termasuk orang yang suka belanja macam-macam. Cuma sekarang yang jadi pr ini gimana saya ke anak nanti. Soalnya kadang ingin membelikan mainan macam-macam ke anak di usianya yang masih bayi begini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Anak-anak sepertinya nyontoh orang dewasa yang dilihat Mbak. Saya dan anak-anak juga sedang belajar terus

      Delete
  4. semoga hal hal ini diingat terus oleh anak anak yaa

    ReplyDelete
  5. Iya aku pun melakukan hal yang sama Mak, meski diajarin mana kebutuhan dan keinginan biar nanti gedenya terbiasa,alhamdulillah
    loh,,loh ko jadi pengen nyanyi ya ingat lima perkara sebelum datang lima perkara, sehat sebelum sakit
    Muda sebelum tua, Kaya sebelum miskin, Lapang sebelum sempit, Hidup sebelum mati...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Serius, nyanyi yuk...salah satu lagu yang sering disetel di mobil kalau jalan-jalan.

      Delete
  6. Yup pelajaran soal lima perkara ini memang harus ditanamkan sedini mungkin pada anak anak kita...

    ReplyDelete
  7. Iya, ya...sedari usia dini anak-anak seyogianya diajarkan untuk bisa membedakan antara KEBUTUHAN dan KEINGINAN. Kalau tidak, maksudnya menuruti saja apa keinginan maka akan sulit mengendalikannya hingga usia dewasa nanti. Itu menurut bunda, Astin Astanti

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah takutnya gitu, Bun. Kan kasihan dewasanya nanti.

      Delete
  8. Aku setuju dengan artikel ini, mbak. Aku juga mengajarkan anak untuk faham kondisi keuangan seperti memberikan batasan kapan boleh jajan, kapan boleh beli mainan dan buku. Alhamdulillah perlahan anak jadi lebih mengerti mana yang kebutuhan dan mana yang hanya keinginan. Insya Allah penting untuk bekal mereka saat dewasa nanti.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mbak, mohon doanya yaaa. Dari usia dini seharusnya memang diajarkan hal dasar supaya menjadi bekal mereka

      Delete

Haaai, Terima Kasih ya sudah mengunjungi Buku Harian Anak-Anak


Yuk jejakkan komentar, supaya saya juga dapat berkunjung balik. Terima kasih ^-^