Tuesday 28 March 2017

Bermain Lompat Tali yang Menyenangkan

Hallo apa kabar teman-teman Faiz dan Fira? Hari ini, libur nasional ya. Sekolah diliburkan untuk memberikan kesempatan umat Hindu untuk memperingati hari raya Nyepi. 

Faiz memang masih belum masuk sekolah lagi. Demam thifoidnya masih ada di dalam tubuh Faiz. Tapi, alhamdulillah, ujian tengah semesternya dapat diselesaikan. Jadi, hasil ujian dan rapotnya bisa diterima Hari Sabtu kemarin.

So, Ummi masih sibuk merawat kakak Faiz. Fira asyik mencari mainannya sendiri. Kadang, Fira akan mengambil kotak mainannya, dan menyebarkan ke seluruh lantai. Kadang merajuk, kadang bisa bermain sendiri dan tadi sore, tanpa ummi sadari, Fira ke luar rumah SENDIRIAN.

Waktu itu, ummi sedang mengambilkan makanan untuk kakak Faiz. Sewaktu ummi kembali ke depan, loh, pintu depan terbuka dan ada suara Fira di luar rumah. Ummi langsung ke luar rumah. Fira ada bersama kakak-kakak yang sudah besar. Mereka bermain lompat tali. Ummi perhatikan beberapa menit, Fira memiliki tugas memegang tali dan kakak-kakaknya melompat. 😊

Hm, mungkin Fira bosan ya. Berada di dalam rumah terus. Maafkan ummi ya, Fira. Ummi harus terus menjaga kakak Faiz. Setelah dirawat di Rumah Sakit dan seminggu setelah pulang  
dari Rumah Sakit, kakak kambuh lagi. Ummi dan abi sepakat untuk merawat kakak di rumah, saja.

Tapi kan, lebih enak loh Fir, kakak di rawat di rumah. Fira masih bisa ummi peluk, masih bisa ummi temenin tidur. Hehee, maafkan ummi yak, besok kita mulai jalan-jalan ya. Doakan kakak biar panasnya stabil dan demam thifoidnya pergi jauh-jauh, tak kembali. Aaamin.

Supaya ummi masih tetap mengawasi Fira yang bermain di luar. Ummi mengajak kakak untuk duduk di depat pintu. Jadi ummi bisa lihat Fira yang asyik bermain lompat tali, dan masih bisa duduk menemani kakak Faiz.

Bermain Lompat Tali, Dulu dan Sekarang


Bermain lompat tali memang menyenangkan ya. Talinya terbuat dari karet gelang yang disambung menjadi panjang. Ummi jadi ingat jaman dulu. Jaman ummi masih kecil dan bermain bersama teman-teman kecil ummi. Dulu, ummi bermain lompat tali di halaman rumah. Halaman rumahnya juga masih berupa tanah yang sangat empuk.

Dulu, untuk bermain lompat tali, teman-teman ummi harus membeli karet di toko atau warung yang menjual karet. Setelah itu, baru dech, karetnya disambung menjadi sebuah tali. Dulu, anak-anak laki-laki juga senang bermain lompat tali. Mereka malah melakukan atraksi sewaktu mendaratkan badan setelah melompat. Mendaratnya juga di tanah, jadi kalaupun salah posisi, badan dan kaki tidak bakalan sakit. Iya, kan?

Anak-anak perempuan, jarang yang mengikuti atraksi tangan memegang tanah dan kaki berada di atas. Berbahaya dong, untuk anak perempuan. Nah, ini adalah hiburan bermain lompat tali untuk anak perempuan. Oh iya, jaman dulu, masih suka-sukanya menggunakan rok untuk pakaian bawah. Jadi, kalau sedang bermain lompat tali, ada saja yang iseng menyoraki kalau celana dalamnya kelihatan. Ups, entahlah kenapa dulu, kok enggak pada ganti dulu pakai celana pendek, ya? Dulu mah belum jamannya anak-anak pakai legging juga.

Sekarang, teman-teman Fira bermain lompat tali di JALANAN. Rata-rata, warga yang tinggal di perumahan sini, tidak memiliki halaman. Jadi, sudah lumrah memang, anak-anak bermain di jalanan. Jalanan di perumahan sini, materialnya adalah HOTMIX. Di mana, kalau jatuh di jalanan, bakal kesakitan karena kerasnya material tersebut. 

Selain itu, jalanan juga dipergunakan bukan hanya untuk anak-anak yang bermain lompat tali. Ada anak-anak yang berlari-larian. Ada anak-anak yang bersepeda dengan kecepatan tinggi. Ada kendaraan bermotor yang lalu lalang. Bagaimana bisa, teman-teman Fira bermain lompat tali seperti jaman ummi dulu? Pihak perumahan sudah menyediakan fasilitas umum berupa lapangan. Nah, lapangan ini, sering dipergunakan untuk bermain bola. Jadi, kesempatan teman-teman Fira bermain lompat tali, sangat kecil untuk melakukan dengan aman.

Bahayanya Bermain Lompat Tali di Jalanan


Nah, kan sekarang di perumahan tempat Fira tinggal. Tempat bermain lompat talinya, paling sering di jalanan. Bisa sich di dalam rumah, yang longgar dan lega. Tapi itu mustahil kan, kecuali rumah Fira nich, yang memang ummi bebaskan untuk aktifitas bermain anak-anak.


Bahayanya adalah jalanan terbuat dari hotmix. Jika tiba-tiba jatuh, badan akan merasakan sakit yang sangat perih. Apalagi kalau kulitnya tergores oleh hotmix. Kakak Faiz pernah jatuh loh, di hotmix, sewaktu naik sepeda. Duh, lukanya itu, berbentuk irisan-irisan gitu. Jadi, kalau dipaksakan bermain lompat tali di jalanan berhotmix, bermain lompat talinya kurang maksimal.

Selain itu, anak-anak yang bermain lari dan bermain sepeda. Rata-rata dari mereka, kurang fokus. Mereka mengendari sepeda, tapi matanya ke belakang. Mereka menengok ke belakang untuk meneriaki temannya. Mereka mengajak temannya untuk kebut-kebutan, siapa yang cepat sampai di satu garis, mereka yang menang. Dan, yang kalah, bakalan dibully. Mungkin, itulah mengapa, kakak Faiz sekarang jarang main di luar rumah. Hiks sedih😩

Pengendara kendaraan bermotor yang sudah berumur, mungkin dapat lebih toleran. Mereka akan melambatkan kendaraannya dan waspada melajukan kendaraannya. Nah, ada beberapa anak yang sudah bersekolah di SMP dan sudah mengendarai sepeda motor. Sepeda motornya dibuat variasi pula. Jadi, knalpotnya akan bunyim menderu berisik. Emosi mereka masih sangat labi. Mengendari sepeda motor, dengan gas digeber-geber. Duh, ummi pernah melabrak supaya pelan, tetep saja diulangi lagi. Bagi mereka, itulah keasyikannya mengendari sepeda motor yang divariasi. Huaaaa, kasihan kamu, Nak.

Oleh karena itu, ummi harus tetap mengawasai Fira di luar rumah. Untung Fira bermain lompat tali, tidak lama. Kakak yang punya tali karetnya mau pulang ke rumah. Fira sempat kesal, ekspresi mukanya ditekuk, cemberut gitu. Duh, anak cantik kok gitu? Ummi lihat dari dalam rumah, Fira memasuki teras, melepas sandal dan membuka pintu. Fira langsung masuk ke dalam kamar, duduk di tepi kasur dan masih cemberut.

Hehee, lucu dech ekspresi anak ummi. Sewaktu ummi menyapa dan bertanya kenapa mukanya cemberut, Fira menyebut nama temannya tadi. "Kak Tea sich, gitu". Loh, kenapa sayang? namanya anak usia 2 tahun, curhatnya gak jelas dong ya. Ummi hanya dapat melihat ekspresi kesal dari wajah Fira. Tidak mau berlarut-larut melihat Fira sedih. Ummi mengajak Fira membuat tali karet sendiri.

Membuat Tali Karet Sendiri, Yuk!


Horeeeeey, beruntung ummi selalu menyimpan karet gelang di gagang lemari dapur. Lumayan jumlahnya, bisa dirangkai menjadi tali karet yang panjang. Fira senengnya bukan main. Fira ingin mencoba untuk merangkai sendiri karetnya. Hehee, ummi biarkan saja dech, supaya Fira tahu, bentuk karet seperti apa, tekstur karet seperti apa dan selain untuk mengikat, ternyata bisa untuk bermain lompat tali.

Cara untuk membuatnya juga sangat mudah. Semua anak-anak pasti sudah bisa mengaitkan satu karet ke karet yang lainnya. Menyambung sampai menjadi tali yang panjang. Dan kemudian, siap dech untuk dipergunakan. 

Tralaaaa, talinya sudah siap. Kakak Faiz minta makan lagi. Duh, ummi galau. Mau kakak Faiz dulu, Fira nanti ngambek. Gimana dong? 

Tali karet untuk main Lompat Tali punya Fira


Akhirnya ummi temalikan tali karetnya di meja dan kursi. Nah, Fira masih bisa melompat sendiri, bukan? Selanjutnya ummi mengambil makan untuk kakak Faiz (lagi). Kakak Faiz minta makan sendiri, Fira bermain lompat tali sendiri dan ummi membersihkan rumah. 

Bermain Lompat Tali, Mengasah Kecerdasan Majemuk


Waaah, bermain lompat tali memang sangat menyenangkan ya. Lebih menyenangkan memang bersama teman-teman. Dengan bermain lompat tali, kecerdasan kinestetik dan logika matematik Fira juga jadi terasah. Hehee, nyambungnya ke kecerdasan juga ya. Betul, apalagi dilakukan bersama teman-teman di luar rumah. Tambah lagi kecerdasan yang diasah. Yaitu, kecerdasan interpersonal dan intrapersonal.


Hm, bermain untuk anak-anak merupakan aktifitas yang sangat penting. Anak-anak bisa terstimulasi kecerdasaannya melalui bermain. Tugas orang tua adalah memberikan fasilitas dan mendampingi anak-anak bermain. Orang tua wajib untuk menentukan permainan apa yang akan dimainkan oleh anaknya. Orang tua juga wajib untuk mengetahui permainan yang dimainkan oleh anak-anaknya. Sebisa mungkin, untuk anak-anak usia 15 tahun ke bawah, sewaktu bermain masih harus di bawah pengawasan orang tua.

Apalagi sekarang, perkembangan teknologi begitu pesat. lengah sedikit, anak-anak akan melihat dan mempelajari permainan-permainan yang kurang cocok untuk anak di usianya. Trus kalau orang tua sibuk, bagaimana? anak-anak setiap hari bersama pengasuhnya? sekali lagi, tugas pengasuh adalah mengasuh anak, mengawasi anak ketika sedang bermain. Bukan malah, harus memasak, menyapu atau malah bermain smartphonenya. 



Ummi sedang belajar dan terus belajar mendampingi Faiz dan Fira. Yang lalu, memang biarlah berlalu. Tapi bagi ummi, yang lalu adalah pembelajaran. Mana yang kurang ditambahkan, mana yang berlebihan dan tidak tepat, sebaiknya dihindari dan tidak dilakukan lagi. 

Tulisan ini, sebagai bagian dari pelepasan emosi ummi. emosi yang tidak ingin keluar sewaktu bersama Faiz dan Fira. Mengurus kakak yang sakit, Fira yang meminta perhatian juga. Membuat ummi merasa harus menyepi sebentar. Dan inilah hasilnya. Anak-anak ummi adalah ladang ummi untuk belajar bersabar. Belajar membagi waktu. Belajar adil untuk membagi perhatian. 

And then, ummi ikut dong, bermain lompat tali bersama Fira pada malam hari. Menyenangkan ya, kaki, badan dan tangan ikut bergerak, badan jadi lebih segar. Besok bermain lompat tali lagi yaaaa.

Yuk, ajak anak-anak bermain.

Salam

💓
Ummi Astin

29 comments:

  1. Ini kayaknya permainan favorit kebanyakan anak perempuan yak. Jadi inget dulu seneng banget maen karet, bergerombol sama temen2. Tapi dulu lapangan banyak, tinggal milih aja mau main dimana. Sekarang boro2 di sekitar tempat q juga ud gak ad lapangan lagi. Semoga fira tetep happy ya main lompat talinya. And umminya tetep cemungut and sabaar.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih Mbak Khalida. Iya, lahan bermain untuk anak di dalam perumahan sedikit banget. Malah bisa dikatakan jarang.

      Delete
  2. Ini mainan favoritku juga dulu mbak.. Klo sekolah, disamping buku..bekalny tali untuk lompat tali ini juga. Klo kebanyakan main lompay tali disiang hari..jadinya malamnya ngompol😀😀

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya aku pernah denger juga mitos seperti itu. Kalau malamnya ngompol, bisa jadi sewaktu siang, banyak aktifitas melompatnya

      Delete
  3. Aku dulu jago maen lompat tali.. Tapj gak pernah ngompol tuh.. Hehehe...
    Kalo anak2 di perumahanku sinj lagi musim main lompat apa itu ya lupa aku namanya.. Yang pake gambar kotak2 tuh.. Trz lempar batu di salah satu kotak.. Trz lompat kotaknya pake 1 kaki.. Kotak yang ada batunya harua di lompatin, gak boleh di injak.. (Aku bingung jelasinnya gimana, maap ya.. Hehehe)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau di daerah asalku, mainan sunda manda tuh namanya. Permainan itu juga mengajarkan ketangkasan dan keseimbangan. Waaaah, dulu jagoan lompat tali ya, keren

      Delete
  4. aku dulu waktu kecil juga hobi main lompat tali, bahkan dulu waktu SD, ada pertandingan lompat tali antar kelas, seru deh ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waaah jadi pertandingan ya, pasti seru banget ya.

      Delete
  5. jadi inget masa kecil.. pergi ke warung antri sama ibu ibu yg mau beli sayur, padahal cuma mau beli karet gelang buat bikin lompat tali haha..

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehehee, iya dulu banyak yang jual. Sekarang aku ngumpulin dari bungkusa nasi uduk

      Delete
  6. selain bermain lompat tali,sekaligus diajarkan cara membuatnya ya Astin

    ReplyDelete
  7. Dulu waktu SD aku suka kali main karet gelang ini buat main lompatan. Ini yang bikin badan cepet tingginya mbak.

    ReplyDelete
  8. Main tali sudah amat langka, apalagi memakai karet.
    Sekarang mainan sudah banyak namun masih kalah sama gadget ya
    Salam hangat dari Jombang

    ReplyDelete
    Replies
    1. bener de, gadget sudah sangat menyita waktu anak anak

      Delete
  9. dulu pas masih SD rekor main lompat tali ini sampai sekepala bisa diloncati. heu

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, karetnya ditarik pakai tangan atau kaki, trus baru ngelompat gitu, kan ya? hehe

      Delete
  10. Moga sehat2 selalu ya, Kak Faiz dan Dek Fira. Pintar ya, Dek Fira, mau gabung main sama kakak2 tetangga :D

    ReplyDelete
  11. permainan yang sudah jarang dimainkan anak-anak jaman sekarang. dulu waktu sd memainkan bareng anak2 perempuan. serasa jadi pahlawan pas bisa melompati tali setinggi kepala dan membantu anak2 perempuan ikut lompat

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehehe, iya kan ya, dulu anak laki juga kadang memainkan lompat tali.

      Delete
  12. Wah aku dulu jago banget main lompat tali waktu kelas 3 SD sampai kelas 6 pun masih mainin. Tapi sekarang jarang banget lihat anak-anak main bareng sama teman-temannya, apalagi main lompat tali begini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. sekarang sudah ganti mainnya di gadget Mbak, gemes ya

      Delete
  13. Permainan paling ngehits dijamanku mba dan iya bener main ini sukanya pake rok padahal suka nyingsat roknya hahaha,,jadi inget temen SDku yang celdamnya kemana-mana klo lompat :p dulu bukan legging mba tapi celana pendek bahan nyetrit dtu dan dari kecil aku uda disuru almh.ibu harus pake :)

    ReplyDelete
  14. Anak-anak suka bikin tali dari karet gelang. Kalau lompat tali di teras.

    Bermain di jalanan memang nggak aman.

    ReplyDelete

Haaai, Terima Kasih ya sudah mengunjungi Buku Harian Anak-Anak


Yuk jejakkan komentar, supaya saya juga dapat berkunjung balik. Terima kasih ^-^