Tuesday 17 October 2017

Bermain Lego dapat Mengasah Kecerdasan Majemuk

Hai hallo apa kabar semua?

Alhamdulillah siang hari ini, udara cukup panas terik, biasanya sore hari akan turun hujan. Hari ini ummi ndak masak apapun, cuma masak nasi. Ummi memesan ayam serundeng dan soto ayam ke ibu teman Faiz. Untuk ummi dan abi, ummi membeli sayur dan lauk di ibu penjual lauk dan sayur matang. 

Beberapa hari ini, kakak Faiz sedang asyik bermain dengan legonya. Hasil lego yang selesai dibentuk menyerupai karakter pesawat atau yang kakak Faiz biasa namakan adalah dragon warior, ndak boleh dibongkar lagi. Jadi, ummi akan berhati-hati, saat memindahkan dragon warior dari lego ke tempat yang lebih aman. Jadi, sewaktu ummi sedang beberes rumah, lego tersebut tidak tersenggol dan kakak Faiz ndak kesel.

Lego yang dimiliki kakak Faiz ada 2 macam. Lego yang benar-benar lego bentuknya kecil-kecil, rumit sekali untuk membentuknya dan terakhir lego yang sejak jaman ummi kecil, dinamakan bongkar pasang. Ummi memilih mainan lego ini, pada saat kakak Faiz berusia 3 tahun. Pada waktu itu, ummi ingin membelikan mainan yang edukatif dan mengaktifkan anggota badan dan pikirannya. Legotersebut, ummi beli di Pasar Asemka di Jakarta Barat. Tahun ini, ummi kembali membelikan lego lagi, karena yang lama sudah banyak yang rusak dan hilang.

↪Ramainya Pasar Asemka


Dengan bermain lego, kakak Faiz dapat membentuk bermacam-macam bentuk sesuai dengan imajinasinya. Bentuk-bentuk yang dibuat kakak Faiz tidak jauh dari apa yang dilihatnya setiap hari. Beberapa hari yang lalu, ummi membuka kembali folder di laptop yang berisi album-album foto jaman dulu. Beberapa ada hasil karya kakak Faiz membentuk lego dan ummi memperlihatkan kepada Fira dan kakak Faiz. Heeey itu Monas, itu pesawat, itu tembakan dan lain sebagainya.

Bermain lego itu selain menyalurkan imajinasi kakak Faiz dalam sebuah bentuk, ternyata juga melatih banyak hal loh. Salah satu manfaat membentuk lego adalah mengasah beberapa kecerdasan majemuknya. Bagaimana kerjasama dari tangan, mata, dan otak sehingga membentuk lego menjadi bentuk yang dipikirkannya.

↪Manfaat Bermain untuk Mengasah Kecerdasan Majemuk


Terakhir ummi mengikuti seminar parentin yang nara sumbernya adalah Bunda Romi, ada 9 kecerdasan Majemuk jaman now. Mau disebutin nih satu-satu?
  1. Kecerdasan Linguistik
  2. Kecerdasan Logika Matematika
  3. Kecerdasan Visual Spasial
  4. Kecerdasan Kinestetik
  5. Kecerdasan Musikal
  6. Kecerdasan Interpersonal
  7. Kecerdasan Intrapersonal
  8. Kecerdasan Naturalis
  9. Kecerdasan Moral
Kecerdasan majemuk apa saja yang akan diasah dengan bermain lego?

1| Kecerdasan Visual Spasial


Sebelum bermain lego, kakak Faiz tentunya sudah memiliki ide akan membuat apa dari legi tersebut. Bagaimana cara menyusun dan membentuk lego-lego tersebut, sehingga menjadi apa yang dipikirkan.

Ummi memisahkan lego-lego kakak Faiz ke dalam satu kantong plastik yang kuat. Kakak Faiz akan menyerakkan semuanya di atas lantai. Pertama-tama, kakak Faiz akan memisahkan ke dalam kelompok bentuk. Lego-lego tersebut ada beberapa warna, kadang dibutuhkan juga untuk mengelompokan ke dalam kelompok warna.

Tugu Monas dari lego (3 tahun)


Lego hasil karya kakak Faiz (4 tahun)


Aktifitas mengelompokan warna, bentuk dan ukuran merupakan salah satu kegiatan yang dihasilkan dari visual dan spasial. Mata kakak Faiz akan melihat mana saja lego yang memiliki warna, bentuk dan ukuran yang sama. Di mana (spasial) yang cocok untuk menempatkan lego yang sudah dipilihnya.


Di atas adalah video Fira saat memisahkan warna untuk lego-legonya.

Pada usia 2 tahun, seorang anak seharusnya sudah memiliki kemampuan untuk memisahkan lego dalam kelompok warna dan bentuk. Fira sudah pernah memisahkan lego-lego tersebut ke dalam kelompok warna yang sama. Pada saat itu, ummi tidak mencontohkan, hanya memberikan wadah yang diminta Fira. Ternyata Fira mencontoh dari video yang ditontonnya. 

2| Kecerdasan Logika Matematika

A post shared by Astin Astanti (@astin_astanti) on


Tahap aktifitas selanjutnya adalah membentuk lego yang telah dipisah sesuai dengan kelompoknya. Aktifitas ini mengandalkan logika matematika, bagaimana sebuah benda yang dipikirkannya dapat terbentuk hampir menyerupai benda tersebut.

Beberapa kali ummi memperhatikan kakak Faiz pada saat membentuk lego, jarang sekali menemui kendala. Pernah beberapa kali, mengeluh susah sekali membuat ini, gimana sih bentuk ini dan bentuk itu. Tapi, tidak membutuhkan waktu lama, kakak Faiz sudah memiliki karya dari legonya.

Apabila diulang lagi, bentuk tersebut masih sama dalam hitungan yang sama juga. Jadi, saat membentuk lego dibutuhkan kesabaran, dibutuhkan logika bagaimana bentuk yang dipikirkan bisa terbetuk dari lego-lego tersebut.

Hitungan matematika secara tidak langsung terasah juga saat membentuk lego menjadi sebuah benda. Bagaimana bentukan lego tersebut komposisinya sama dan seimbang, kan perlu perhitungan? iya kan?. Ummi saja diminta membentuk lego menjadi sebuah benda, bingung dech. Paling yang dapat ummi bentuk adalah dinding rumah dan lantainya, serta sebuah atap di atasnya. Selain itu, ummi kurang kreatif.

3| Kecerdasan Kinestetik


Gerakan-gerakan tangan kakak Faiz saat mengambil lego, membentuk dan merangkainya dengan baik dapat mengasah kecerdasan kinestetik. Aktifitas yang menekankan anggota tubuh untuk dapat melakukan sesuatu dan mengekspresikan diri merupakan kecerdasan kinestetik.

Tidak banyak loh anak-anak yang dapat dengan tenang membentuk lego menjadi sebuah bentuk yang diinginkan. Kadang ada gerakan tangan yang belibet, jangankan membentuk lego, untuk menekan supaya lego tersebut dapat tertata dengan baik, masih ada beberapa yang kurang lancar. Contohnya ummi, Nak. 

Dengan bermain lego, membentuk menjadi benda-benda yang ada di pikiran kakak Faiz, dapat mengasah kecerdasan kinestetik kakak Faiz. Bagaimanapun juga membentuk lego membutuhkan perjuangan besar. Itulah sebabnya, kakak Faiz selalu meminta untuk tidak menyentuh lego yang sudah dibentuknya. Sampai-sampai, kakak Faiz menyimpan lego yang sudah dibentuk tersebut, di bawah sepeda yang jarang dipakai. 

Sampai hari ini, kakak Faiz masih memainkan legonya dan membentuk menjadi bentuk yang ummi lihat sangat bagus. Sayangnya, kalau sudah bermain lego, adiknya tidak boleh ikutan. Kalaupun ikutan, hanya diberi lego satu bentuk dan satu warna. Kakak Faiz juga masih agak mudah disuruh oleh teman-temannya. Lego yang dibentuk menjadi tembakan atau istana misalnya, dimainkan dengan cara dibom-boman, dirusak gitu. Dan kalau sudah begitu, terkadang ummi menjadi dilema. Antara tidak boleh bermain seperti itu, atau kakak Faiz jarang bermain bersama teman-temannya. Uhuy, bingung iy.

#ODOPOKT16

5 comments:

  1. Wah pinter bangeyadek bermain lego memang mengasyikkan ya

    ReplyDelete
  2. Memang kayaknya dari dulu main lego ini nggak ada matinya ya sebagai salah satu mainan yang bisa mengasah kreativitas anak. Saya juga rencananya mau beliin anak saya lego pas umurnya 1 tahun nanti

    ReplyDelete
  3. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete

Haaai, Terima Kasih ya sudah mengunjungi Buku Harian Anak-Anak


Yuk jejakkan komentar, supaya saya juga dapat berkunjung balik. Terima kasih ^-^