Tuesday 13 June 2017

Memilih Mainan yang Aman untuk Anak-Anak, Tangung Jawab Orang Tua

Hallo apa kabar teman-teman Faiz dan Fira? Hari ini kalian sudah bermain apa saja? Kalian bermain dengan siapa? duh pasti senang banget ya, bermain dengan mainan yang kalian sukai. Apa sich mainan yang kalian sukai? mainan yang edukatif? mainan sesuai dengan jenis kelamin kalian atau bermain kinestetik? berlarian ke sana kemari, menyentuh apa saja yang kalian temui? Banyak banget ya jenis-jenis mainan yang bisa kalian mainankan. Ummi jadi kepingin menceritakan mainan-mainan yang ada di rumah Faiz dan Fira.

Jenis-Jenis Mainan di Rumah Faiz dan Fira


UNICEF mendefinisikan anak sebagai penduduk yang berusia antara 0 sampai dengan 18 tahun. Undang-Undang RI Nomor 4 tahuhn 1979 tentang Kesejahteraan Anak, menyebutkan  bahwa anak adalah mereka yang belum berusia 21 tahun dan belum menikah. 

Anak-anak ummi masih kecil-kecil banget. Faiz berusia 7 tahun dan Fira berusia 2 tahun. Jenis kelamin mereka berbeda, laki-laki dan perempuan. Mainan mereka juga berbeda sekali. Namun terkadang, mainan Faiz dimainkan oleh Fira dan mainan Fira juga dimainakan oleh Faiz. Ummi sempat khawatir mengenai perkembangan anak-anak ummi, kalau mereka saling bergantian mainan.

Seperti diketahui secara umum. Mainan anak laki-laki paling banyak mobil-mobilan, hewan-hewanan, pedang-pedangan sampai mainan karakter seperti BoboiBoy. Sedangkan mainan untuk anak perempuan paling banyak adalah boneka baby, mainan masak-masakan sampai mainan karakter seperti kuda poni.


Jenis mainan di rumah Faiz dan Fira sendiri ada banyak sekali. Dari permainan edukatif untuk memberikan stimulasi kecerdasan serta melatih motorik halus dan kasar. Ada juga permainan yang berasal dari karakter yang bermula dari film dan miniseri, contohnya BoBoiBoy, Winnie The Pooh. Ada permainan ketangkasan berupa bola kaki, bola basket sampai mainan ring donat untuk melatih ketangkasan dan kemampuan berlogika.

Memilih Mainan untuk Faiz dan Fira


Sejak kelahiran bayi Faiz di tahun 2009, tugas untuk memilihkan mainan untuk bayi Faiz adalah ummi. Ummi akan memilihkan mainan untuk Faiz dan Fira yang benar-benar aman dan nyaman untuk mereka.

Jenis mainan yang dipilihkan untuk Faiz dan Fira harus sesuai dengan hal-hal seperti berikut;

  1. Sesuai dengan usia Faiz dan Fira
  2. Ukuran mainan
  3. Jenis mainan
  4. Bahan untuk membuat mainan
  5. keamanan mainan dari segi tekstur
  6. Harga mainan
Memilih mainan untuk anak-anak menurut ummi adalah tanggung jawab orang tua. Tanggung jawab ummi dan abi. Alasannya lebih ke arah keamanan dan pertanggungjawabannya. 

Berikut beberapa mainan anak yang menurut ummi berbahaya dan pertanggungjawabannya sangat besar;

  1. Ketapel. Meskipun ketapel dipergunakan untuk membantu tugas-tugas orang-orang yang bekerja di hutan atau lapangan. Namun ummi pernah menjumpai anak-anak membuat mainan ketapel ini. Ummi juga pernah melihat di abang penjual mainan, menjajakan mainan ketapel lengkap dengan pembidiknya berupa batu kecil/ kerikil. Whaaaatz!!! Ummi sempat kesal dengan adanya ketapel diperjualbelikan di abang penjual mainan. Bayangkan saja, apabila ada anak berusia di bawah 15 tahun membeli maianan, kemudian memainkan ketapel tersebut dan mengenai kaca rumah orang/ lebih parah lagi, mengenai badan orang. Bagaimana pertanggungjawabannya? Kaca rumah yang pecah bisa diganti, kalau badan orang/ anak-anak seusianya yang terkena? Semoga tidak ada kejadian yang tidak diinginkan, aaamiin.
  2. Pistol Mainan berpeluru menyerupai bulatan kecil. Hal sama seperti ketapel di atas. Beberapa tahun silam, ummi pernah membaca berita tentang permasalahan Pistol Mainan berpeluru ini. Ummi pernah melihat bentuk Pistol Mainan ini, pelurunya meskipun berasal dari plastik namun sangat keras. Pada sebuah berita, peluru tersebut mengenai mata seorang anak. Astaghfirulloh, semoga anak-anak kita semua selalu diberikan keselamatan, aamin.
  3. Mainan dalam bentuk terlalu kecil dan berbahan dasar berbahaya. Ada banyak sekali ummi jumpai mainan masak-masakan untuk anak perempuan. Bentuknya kecil dan tajam, bahan yang digunakan juga tidak ramah anak. Mulai dari warna sampai tekstur mainannya sangat kasar. Meskipun saat bermain anak-anak selalu diawasi, namun terkadang ada khilaf dari orang tua, mainan tersebut masuk ke dalam mulutnya. Fitrah anak-anak yang masih berusia di bawah 7 tahun kan, memasukan apa saja ke dalam mulut. 
Saat memilih dan membeli mainan, ummi harus mengetahui apa yang dibeli oleh Faiz dan Fira. Salah satunya dikarenakan banyaknya jenis mainan yang kurang aman untuk dibeli dan dimainkan oleh anak-anak.

Orang tua bertangung jawab dalam pemilihan mainan anak-anak

Daripada menanggung resiko, lebih baik berhati-hati saat membeli mainan untuk Faiz dan Fira. Faiz dan Fira juga perlahan-lahan mengerti mainan apa saja yang boleh dibeli dan mainan apa saja yang tidak diperbolehkan untuk dimainakan.

Mempertimbangkan Keamanan Mainan 


Pernah anak-anak menangis dan merengek di toko mainan, anak-anak meminta mainan pilihan mereka sendiri. Ummi enggak setuju karena ada beberapa hal yang sebaiknya mainan tersebut tidak dibeli. Contohnya, sewaktu Faiz meminta dibelikan mainan mobil truk. Bahannya menggunakan plastik yang kasar dan warnanya yang sangat mengkilat. Serta bagian-bagian mobilnya sangat kasar dan ada beberapa yang tajam.

Alhamdulillah setelah diberikan pengertian, akhirnya Faiz merelakan mainan pilihannya kembali ke rak mainan. Kemudian mainan yang ummi sarankan untuk dipilih diangkut dan pindah tempat ke rumah. Pertimbangan untuk menyarankan mainan pilihan ummi daripada pilihan anak, lebih untuk menjaga keamanan mainan tersebut dan pertanggung jawaban sebagai orang tua.

Mainan edukatif bayi Faiz

Dimainkan juga oleh Fira, sekarang


Menurut ummi, tidak ada orang tua yang mau membiarkan anak-anaknya bermain dengan mainan yang kurang aman untuk dimainkan. Hal ini untuk mengajarkan lebih ke masa depan si anak itu sendiri. Dari kecil diberikan pengertian tentang keamanan mainan untuk mereka, saat besar nanti, anak-anak akan lebih bijak untuk memilih permainan-permainan lainnya. Apalagi, saat ini permainan anak didominasi permainan berteknologi, seperti Play Station, Game Online dan lain sebagainya.

Tanggung Jawab Orang Tua


Alhamdulillah saat ini, ummi berkesempatan untuk selalu mengawasi anak-anak di rumah. Ummi juga mengetahui jenis mainan apa saja yang sedang dimainkan oleh anak-anak. Ummi juga mengawasi bagaimana anak-anak bermain dengan mainannya. La wong, ada satu mainan anak-anak ngumpet, umi juga tahu.

Salah satu pekerjaan yang menyenangkan adalah merapikan mainan anak-anak. Sebetulnya bisa juga mainan anak-anak ditumpuk begitu saja. Tapi alangkah indahnya apabila ummi juga turun tangan membereskan mainan anak-anak. Toh mainan sebanyak itu, adalah jerih payah ummi dan abi. Jadi, ummi dan abi juga harus turut andil menjaga mainan tersebut.

Faiz dan Fira sebetulnya bisa membereskan mainan mereka sendiri. Tapi ya, itu tidak sesuai dengan tempatnya. Tempat-tempat mainan mereka ummi pisahkan sesuai dengan jenis dan kepemilikannya. Ada mainan Faiz dan ada mainan Fira. Ada mainan dinosaurus ada mainan masak-masakan.

Nah, kalau sudah membereskan mainan anak, ummi jadi mengerti, mainan apa yang paling sering dimainkan oleh Faiz dan Fira. Semua itu bisa terlihat dari kotak mainan apa yang paling berantakan dan menjadi campur-campur.

Sebagian mainan-mainan yang ada di rumah Faiz dan Fira

Mainan Kesukaan Faiz dan Fira


Faiz cenderung bermain dengan teratur dan tertib. Meskipun kadang kurang konsisten ketika sedang bermain. Faiz hobby sekali mengkoleksi mainan dinosaurus dan terkadang bermainnya agak kurang aman. Faiz memainkan dinosaurus ini dengan cara disebar ke seluruh penjuru rumah. Jadi, sewaktu ada penghuni rumah lainnya lewat, kalau tidak hati-hati, bisa-bisa tersandung. Selain dinosaurus Faiz juga sedang bermain Hot wheels. Ummi dan abi memperblehkan memilih mainan tersebut karena ke-dua mainan tersebut tergolong aman. Apalagi dengan mainan dinosaurus, Faiz jadi mengetahui tentang hewan-hewan pada jaman purbakala.

Fira cenderung suka memberantakan mainan. Beberapa kotak mainan ditumpahkan di lantai. Kemudian pergi meninggalkan mainan tersebut. Tapi bila mood Fira sedang baik, saat bermain boneka, Fira mampu bermain dalam jangka waktu lama. Boneka-boneka tersebut ditata sedemikian rupa, diberi selimut, diberi makan dan diberikan dialog. Lucu dech, melihat anak-anak bermain sesuai dengan usianya. 

Kadang pernah anak-anak bermain loncat-loncatan sembari membawa pedang atau pistol mainan tanpa peluru. Ummi sering memperingatkan dan selalu cerewet untuk berhenti. Bayangkan saja, anak-anak berlarian di dalam rumah. Loncat dari kursi, loncat dari tempat tidur, di lantai ada karpet, ada mainan dan lantai juga kadang licin ada tetesan air dari air minum anak-anak. Kecerewetan ummi ini, sudah menjadi makanan mereka sehari-hari. Alasan ummi melakukan hal tersebut dikarenakan menjaga supaya tidak terjadi apa-apa dengan Faiz dan Fira.

Ummi malah memperbolehkan memberantakkan mainan di lantai. Boleh bermain sepuas-puasnya dengan mainan mereka, tapi satu syaratnya. Apabila sedang bermain dengan mainan yang diberantakan di lantai, tolong jangan lari-larian. Tolong jangan meloncat-loncat dan jangan saling berebutan. Semuanya demi keamanan Faiz dan Fira. Kalau terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan? siapa yang rugi coba? hayo loh, Faiz dan Fira.

Tempra Syrup Penurun Panas Anak


Meskipun dalam pengawsan ketat oleh ummi, ada saatnya Faiz ataupun Fira terjatuh, sakit karena kelelahan, tidak ada mood untuk bermain seperti biasanya. Kalau sudah begini, ummi dan abi merasakan kesedihan yang luar biasa. Biasanya mainan berantakan di mana-mana. Bisanya ummi cerewet memperingatkan untuk tidak lompat-lompat, untuk tidak lari-larian di antara mainan yang berserakan.

Kalau sudah begini, ummi langsung mengontrol suhu tubuh Faiz atau Fira yang sedang mengalami penurunan kondisi tubuh. Ummi mengambil termometer untuk mengukur suhu badannya. Menemani di tempat tidur dan memberikan semangat untuk lekas baik dan mengajak Faiz atau Fira untuk mengusir rasa sakitnya. Ummi juga tidak akan lupa memberikan penurun panas, Tempra Syrup. Di rumah masih selalu sedia Tempra Syrup untuk Faiz dan Fira. Persediaan dan untuk jaga-jaga sewaktu-waktu anak-anak mengalami suhu tubuh yang tinggi. Bisa disebabkan juga kan , karena mereka kelelahan bermain.

Ummi memilih Tempra Syrup ini karena memiliki banyak sekali kelebihan. Apalagi anak-anak ummi ini, suka banget minum obat dan pinginnya mengambil obat sendiri dari tempat obat. Kalau kakak Faiz yang sakit, Fira berinisiatif mengambilkan dan ingin membantu memasukan ke dalam mulut kakaknya.

Berikut kelebihan Tempra Syrup;

  1. Sediannya dalam bentuk Syrup sangat disukai oleh anak-anak
  2. Kemasannya bukan terbuat dari kaca
  3. Terdapat tutup pengukur, jadi tidak perlu menggunakan sendok
  4. Sistem penutupan dan pembukaan menggunakan proses tekan. Jadi lebih aman saat anak-anak membawa Tempra Syrup.

Ngobrolin tentang mainan anak-anak, tidak akan ada habisnya. Abinya Faiz dan Fira sampai mengatakan bahwa 1/3 isi rumah adalah mainan anak-anak. Ya memang benar, mainan Faiz sewaktu kecil masih bagus dan masih disimpan rapi. Mainan Faiz yang rodanya hilang satupun masih disimpan dan tidak boleh dibuang. Jadi, kalau ummi tidak benar-benar menjaga dan mengawasi anak-anak saat bermain, rasanya ada yang kurang.

Intinya adalah memilih mainan yang aman untuk anak-anak adalah tanggung jawab jawab orang tua. Bukan hanya saat memilih dan membelikan sebetulnya, tapi saat mereka sedang bermain, juga diperlukan pengawasan dan bimbingan dari orang tua. Contohnya saat Faiz yang sudah berusia 7 tahun menginginkan Lego. Tahu sendiri kan Lego itu bentuknya kecil. Sedangkan Faiz masih memiliki adik yang masih berusia 2 tahun. Harus benar-benar diberikan pengertian kepada Faiz saat sedang memainkannya. Fira juga akhirnya memegang lego milik kakaknya, tentunya harus benar-benar di awasi.

Pertanggung jawaban mainan yang dimainkan oleh anak-anak adalah pada orang tua. Usia anak masih terlalu kecil untuk mempertimbangkan apakah mainan ini aman atau tidak. Jadi, lagi-lagi semuanya masih dalam pengawasan orang tua demi keamanan saat bermain si anak tersebut. 

Apabila saat membeli orang tua tidak mengetahui, bisa pada saat membereskan mainan si anak. Kan bisa ketahuan, ada mainan baru apa di wadah mainan anak-anak (untuk ibu-ibu yang bekerja). Bagi ummi, tidak sulit untuk membereskan mainan anak. Semua demi kepada rasa kasih sayang, rasa peduli kepada anak-anak dan untuk keamanan dan kenyamanan anak-anak.

Mainan-mainan dipisah dalam wadah

Yuk, mulai sekarang perhatikan mainan yang dipilih dan dibeli oleh si anak. Tidak hanya itu, orang tua juga memiliki tanggung jawab saat anak-anak tersebut memainkan mainannya. Lebih serunya lagi, orang tua juga ikut bermain dengan koleksi mainan si anak. Anak-anak pasti akan merasakan kebahagian dan kenyamanan dengan mainan yang aman untuk mereka. Betul begitu?

Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog Tempra yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Taisho. Artikel ditulis berdasarkan pengalaman dan opini pribadi. Artikel ini tidak dapat menggantikan hasil konsultasi dengan tenaga kesehatan profesional. 

Penyebab Anyang-Anyangan pada Anak-Anak

Hallo apa kabar teman-teman Faiz dan Fira. Sehat semua ya, gimana puasa kalian? semangat terus yaaa dan tetap menjaga kesehatan. Jangan mentang-mentang puasa, apa saja bisa dimakan. Apa saja dibeli untuk makan berbuka puasa nanti. Mentang-mentang sudah puasa full, kemudian terus-terusan minum-minuman dingin dan ditambah dengan es batu. Ingat ya, setelah puasa Ramadan, akan banyak acara loh. Coba tanya sama orang tua kalian, mudik lebaran atau enggak? kalau mudik lebaran ke tempat yang jauh, sebaiknya kesehatan selalu dijaga ya.

Suatu hari, Faiz pernah menderita anyang-anyangan karena terlalu banyak minum minuman baik itu air putih maupun air kemasan. Duh, padahal ummi sudah wanti-wanti jangan terlalu banyak mengkonsumsi minuman berwarna. Lebih baik minum air putih ya. Teman-teman Faiz dan Fira juga kan? lebih banyak minum air putih.



Nah, karena terlalu banyak minum air putih, Faiz jadi sering merasa ingin buang air kecil. Tapi karena kalau di sekolah, Faiz paling malas pergi ke toilet sekolah. Faiz memilih untuk menahan buang air kecilnya daripada ke toilet sekolah. Alasannya karena Faiz tidak terbiasa pergi ke toilet umum.

Awal gejala Faiz menderita anyang-anyangan adalah saat ingin buang air kecil, tapi yang keluar hanya sedikit dan masih merasa ingin buang air kecil lagi. Faiz jadi bolak balik ke kamar mandi sembari meringis kesakitan. Duh, kasihan banget sewaktu melihat Faiz menderita anyang-anyangan.

Anyang-anyangan memang dapat diderita siapa saja. Mulai dari anak-anak, orang dewasa dan wanita hamil. Jadi, apa sebetulnya penyebab anyang-anyangan pada anak-anak? biasanya kan anyang-anyangan diderita oleh wanita hamil dan orang dewasa.


Penyebab anyang-anyangan pada anak-anak antara alain, di bawah ini ;
  1. Sering menahan buang air kecil terlalu sering dan terlalu lama
  2. Proses membilas yang tidak benar. Usahakan untuk membilas dari depan ke belakang setelah BAB.
  3. Air yang digunakan untuk membilas harus air bersih.
  4. Kondisi toilet yang kurang dijaga kebersihannya.
  5. terlalu banyak mengkonsumsi minuman berdiuretik, teh dan kopi.
Penyebab yang paling sering dialami oleh Faiz adalah sering menahan buang air kecil. Ummi sering banget bertanya kepada Faiz, bila melakukan perjalanan panjang. Adakah keinginan untuk buang air kecil? jangan ditahan, bahaya. Tapi sepertinya Faiz harus selalu diperhatikan soal buang air kecil ini. Susah banget meminta berhenti untuk mencari toilet untuk buang air kecil. Kalaupun menemukan toilet, Faiz masih bertanya-tanya, apakah toiletnya bersih? apakah toiletnya berbau wangi. Duh, gimana coba kalau hal ini sering terjadi?

Anyang-anyangan itu apabila dibiarkan dan sering terjadi, sangat berbahaya loh. Jadi, sebaiknya penyebab anyang-anyangan harus diperhatikan oleh para orang tua ya. Supaya anak-anak terhindar dari penyakit anyang-anyangan.